Sumbar Waspadai Gempa Darat 7,1 SR di Segmen Suliti

Kitakini.news -Sumatera Barat (Sumbar) tetap mewaspadai patahan gempa bumi darat, di segmen Suliti, Kabupaten Solok Selatan. Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Suaidi Ahadi, kekuatan gempa di segmen ini, 7,1 Skala Richter (SR) atau Magnitudo.
Baca Juga:
Demikian
disampaikan Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi, di Kota Padang, Sumbar,
Jumat, 13 Juni 2025. Sebelumnya, digelar diskusi menghadirkan guru besar ilmu
geologi dunia, Ron Harris. Tema "Seismic Gap Tour: Bridges Over Troubled
Waters: Experiments with Full-spectrum Geohazard Risk Reduction in
Indonesia,".
"Kekhawatiran
segmen Suliti ini karena pusat kegempaannya berada di darat dan kekuatannya di
atas 7 SR. Puluhan tahun ini belum terjadi gempa di segmen ini. Gempat bumi
terakhir terjadi di segmen Suliti ini tahun 1943," ujar Suaidi Ahadi,
Jumat (13/6/2025), usai diskusi yang menghadirkan guru besar ilmu geologi
dunia, Ron Harris.
Dengan
mengambil temaSeismic Gap Tour: Bridges Over Troubled Waters:
Experiments with Full-spectrum Geohazard Risk Reduction in Indonesia,disebutkan
Sumbar memiliki dua segmen patahan aktif, Segmen Sumani di Kabupaten Solok dan
Segmen Suliti di Kabupaten Solok Selatan.
"Segmen
ini menjadi sorotan. Potensi pergerakan kedua segmen ini memicu kekhawatiran
akan terjadinya gempa bumi besar yang dapat berdampak signifikan pada Lembah
Gumanti dan wilayah di sekitarnya," kata Suaidi.
Lembah
Gumanti terletak tepat di antara Segmen Sumani dan Segmen Suliti, menjadikannya
wilayah yang paling rentan terhadap dampak gempa bumi dari kedua segmen
tersebut.
Kedua
segmen ini memiliki riwayat minim aktivitas seismik dalam kurun waktu yang
lama. Segmen Sumani terakhir kali mengalami gempa pada tahun 2007, sedangkan
Segmen Suliti terakhir kali berguncang pada tahun 1943.
Masyarakat
di sekitar Lembah Gumanti dan Solok Selatan harus meningkatkan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan. Upaya mitigasi bencana dan edukasi harus digalakkan untuk
meminimalisir dampak dari potensi gempa bumi di masa depan.
Pihaknya
saat ini, tengah memproses pemasangan 10 Sistem Peringatan Dini (Early Warning
System/ EWS) di darat, termasuk Kota Padang.
"Sepuluh EWS ini bantuan dari Thaiwan. Fungsinya mendeteksi gempa bumi di darat. Jauh sebelum gempa, alat ini sudah berfungsi artinya memberikan peringatan akan terjadi gempa," pungkasnya.