Tangani Hama Lalat Buah, Petani di Sumut Harus Pahami Pola Tanam dan Perhatikan Iklim

Kitakini.news - Wakil Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara (DPRD Sumut), Frans Dante Ginting mengatakan pola tanam menjadi salah satu upaya menangani Hama Lalat buah yang menghantui petani Jeruk di Sumut, termasuk di Tanah Karo.
Baca Juga:
"Kesadaran untuk tertib pola tanam ini perlu terus difahami dengan baik, yakni memperhatikan iklim yang cenderung berbeda di satu daerah," ujar Frans Dante kepada wartawan melalui sambungan telepon seluler dari Medan, Kamis (29/5/2025).
Hal ini disampaikan Frans Dante gangguan petani jeruk Karo mulai meresahkan sejak tahun 2014, sehingga membuat harga komoditas ini turun drastis.
Selain harga, produksi jeruk di Karo juga mengalami depresiasi sekitar 40-50 persen, sehingga petani enggan menanam jeruk.
Menyikapi hal itu, wakil rakyat Dapil XI meliputi Kabupaten Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat, prihatin dengan kondisi yang sudah berlangsung lama itu, sehingga ke depan perlu dicari pola penangananan yang komprehensif dan tuntas.
Menurut Dante, Lalat buah adalah hama yang merugikan pada berbagai tanaman buah, dan pola tanam dapat memengaruhi tingkat serangan. Serangan Lalat buah dapat dikurangi dengan menerapkan pola tanam yang tepat, seperti menggunakan jarak tanam yang sesuai, melakukan sanitasi kebun, dan memanfaatkan perangkap.
"Dengan pola itu, pengaruh hama yang bisa merusak tanaman Jeruk yang berimbas merugikan petani dapat dikurangi, dan petani akhirnya dapat melakukan panen sesuai hasil yang diharapkan," imbuh politisi Partai Golkar ini.
Namun di sisi lain, Dante berharap peran pemerintah untuk terus membantu para petani, guna memberi sosialisasi dan pemahaman yang tepat, termasuk di Tanah Karo.
"Untuk Tanah Karo, kita melihat disana yang ditanam tidak hanya Jeruk, namun jenis tanaman keras (Holtikultura) juga dilakukan, karena kawasan ini tidak seluruhnya dingin, tetapi juga ada yang agak panas," paparnya.
Dengan kondisi Geografis itu, sambung Dante, pemerintah diminta selain memberikan pendampingan, juga menyediakan Cold Storegefasilitas ruangan yang dirancang untuk menyimpan produk, dalam suhu rendah agar tetap segar, tahan lama, dan menjaga kualitasnya.
"Langkah ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan petani melalui koperasi, Koperasi Unit Desa (KUD), agar mereka dapat mengelola fasilitas tersebut," terangnya.
Berkaitan dengan tanaman unggulan, Dante meminta juga pemerintah memberikan pemahaman yang tepat, agar petani dapat memilih jenis yang dibutuhkan masyarakat.
Karenanya, para petani perlu terus diberikan pemahaman yang meliputi tata cara penanganan hama lalat buah, antisipasi dan tindakan pencegahan jenis buah, termasuk untuk produk unggulan.
"Ini kan kita lihat pas saat panen raya yang sering terjadi lebih banyak hasil daripada kebutuhan, sehingga menyebabkan harga anjlok," tuturnya.
Apalagi, banyak produk pertanian yang masuk dari luar Sumut, sehingga mengakibatkan petani menjerit karena harga dan kualitas yang kalah bersaing.
"Saya rasa peran pemerintah disini sangat penting, mulai dari akar persoalan penanganan hama Lalat buah hingga tata kelola pemasaran yang kompetitif, guna merangsang petani dalam mengembangkan produk lokal lebih berdaya saing di pasaran," pungkasnya. (**)

Perbukitan Danau Toba, Desa Paropo, Dairi Terbakar

Pos AMPI di Medan Jadi Pabrik Ekstasi

Sahuti Aspirasi Masyarakat Pakpak Bharat, Bobby Akan Bangun Infrastruktur dan Bantu Pedagang Kecil

‘Indonesia Cemas’, BEM SI Geruduk DPRD Sumut

Ini Upaya Bobby Kendalikan Karhutla di Sumut
