Wacana Sekolah 5 Hari, EPZA: Peluang Besar Kembangkan Minat dan Karakter Pelajar

Kitakini.news - Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan bidang Hukum, HAM, dan Lembaga Kebijakan Hukum dan Politik, Dr (c) Eka Putra Zakran Nasution SH MH mengapresiasi wacana Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang akan menerapkan sistem sekolah lima hari bagi pelajar SMA dan SMK di provinsi tersebut.
Baca Juga:
Menurut Eka, kebijakan tersebut sangat positif dan relevan dengan tantangan dunia pendidikan saat ini, khususnya dalam menangani berbagai persoalan sosial di kalangan pelajar.
"Bukan karena saya bermarga Nasution, tapi memang kebijakan ini layak diapresiasi. Ini adalah terobosan yang patut didukung," ujarnya di Medan, Minggu (25/5/2025).
Eka menyoroti bahwa banyak pelajar, mulai dari tingkat SMP hingga SMA/SMK, kerap membentuk kelompok atau geng yang terkesan menyimpang karena kurangnya ruang ekspresi yang positif.
Padahal, pada dasarnya para siswa ingin mengekspresikan diri, hanya saja caranya tidak tepat.
"Dengan diberlakukannya sekolah lima hari, para siswa tidak hanya mendapatkan tambahan waktu belajar yang cukup, tapi juga ruang untuk beristirahat dan menyegarkan diri. Sabtu dan Minggu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif, baik secara personal maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler," bebernya.
Eka menambahkan, pendidikan tidak hanya soal belajar formal di ruang kelas, tetapi juga soal pembentukan karakter dan pengembangan minat serta bakat.
Muhammadiyah sendiri, kata Eka, telah menyediakan berbagai kegiatan positif di luar jam pelajaran, seperti Tapak Suci, pencak silat perempuan, latihan tari, puisi, dan pidato sebagai wadah ekspresi pelajar.
Pria yang akrab disapa EPZA ini juga menekankan pentingnya pendidikan informal dalam keluarga, seperti belajar bertanggung jawab, membantu orang tua, hingga mendalami nilai-nilai agama.
"Hari Sabtu bisa diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler atau menikmati alam, sedangkan hari Minggu bisa digunakan untuk membantu orang tua di rumah. Pendidikan di lingkungan keluarga juga sangat penting," jelasnya.
Masih kata Eka menyatakan bahwa kebijakan sekolah lima hari ini memberi peluang besar bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka di berbagai bidang, termasuk olahraga, seni, dan kreativitas lainnya.
"Pendidikan tidak boleh hanya bertumpu pada aspek akademik seperti matematika dan sains. Di banyak negara, kecerdasan juga diukur dari kemampuan seni, olahraga, serta kepekaan terhadap lingkungan," ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, tokoh agama, dan masyarakat dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak dan bertakwa.
"Anak-anak perlu dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus iman dan ketakwaan. Waktu luang mereka bisa dimanfaatkan untuk ibadah, mengaji, atau menghafal Al-Qur'an," pungkasnya. (**)

DPRD Medan Minta Disdik Terbitkan Juknis Penjemputan Murid di Sekolah

Dua Persen Anak Sekolah di Indonesia Depresi, Banyak yang Mau Bunuh Diri

Diduga Peras Kepala Sekolah, Oknum LSM Terjaring OTT Polisi di Madina

Hingga Hari ini, Pemko Medan Berhasil Tebus 168 Ijazah

Tak Mampu Bayar Iuran Rekreasi, Siswi MTs di Labuhanbatu Berhenti Sekolah, Erni: Ini Harus Diproses
