Bayi dari Hasil Hubungan Sedarah Kakak Beradik sangat Berbahaya bagi Kesehatan Bayi

Baca Juga:
Jasad bayi yang dididuga dari hasil hubungan sedarah yang
dilakukan oleh kakak beradik di Kota Medan dinilai sangat berbahaya. Mulai dari
bayi lahir prematur, masalah pernapasan dan jantung hingga kematian pada bayi.
Publik dikejutkan oleh jasad bayi yang dikirimkan via ojek
online pada Kamis (8/5/2025) oleh pengemudi bernama Yusuf Ansari.
Belakangan diketahui bahwa jasad bayi tersebut diduga dari hasil
hubungan sedarah kakak beradik R (24) dan NH (21). Keduanya pun telah diamankan
oleh kepolisian sebagai pihak yang melakukan pengiriman jasad bayi tersebut.
Disisi lain, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Sumut (IAKMI) Destanul Aulia, mengatakan jika hubungan sedarah yang dilakukan
oleh kakak beradik atau inses sangat berbahaya.
Selain berisiko mengalami gangguan kelainan darah, pernapasan
dan jantung, bayi hasil hubungan sedarah akan lahir prematur dan kemungkinan
mengalami kematian.
"Karena akan mengganggu permasalahan kesehatan itu sendiri,
dari sisi genetik dia bermasalah akan melemahkan sistem pendarahannya," ujar
Aulia, saat ditemui kitakini.news di kediamannya, Senin (12/5/2025).
Kondisi bayi hasil dari hubungan inses akan melemahkan sistem
parunya, akan memakan sistem bawaan organ-organnya sehingga sering menimbulkan
penyakit jantung bawaan.
"Akan mengganggu pernapasan dan tentunya kalau di fase-fase awal
biasanya dia juga akan menjadi bayi yang lahir dengan berat badan berat bayi
lahir rendah (BBLR). Kemudian bayi prematur dan ini sangat mengganggu untuk
perkembangan masa depan dan juga jika tidak serius ditangani ini akan
menyebabkan kematian bayi," jelas Aulia.
Menurutnya, hubungan sedarah bisa terjadi karena beberapa hal,
antara lain, tidak ada rasa aman di keluarga, daerah yang terisolir, faktor
kemiskinan, dan kurang deteksi dini dari orang-orang sekitar.
Untuk mencegah terjadinya hubungan sedarah harus dimulai dari
keluarga dan sekolah, dengan mulai mengajarkan kepada anak-anak mengenai
pendidikan seksual dan reproduksi.
"Di keluarga tolong dibiasakan kita berbicara tentang pendidikan seksual dan pendidikan reproduksi kepada anak-anak kita, bahwa ini bukan sesuatu yang tabu tapi ini dijelaskan sehingga mereka mempunyai pemahaman yang sama. Kedua di sekolah, di sekolah juga mulai menjelaskan tentang pendidikan reproduksi," pungkasnya.