Momen 28 Oktober, Benny Sihotang: Pemko Medan Minim Perhatian Kepada Pemuda

Kitakini.news -Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tahun pada 28 Oktober hendaknya dijadikan moomen untuk bangkit dan bersinergi. Sebab, saat ini kehadiran para pemuda hanya dipandang sebelah Mata
Baca Juga:
"Hari
Sumpah Pemuda tahun 1928 lalu, tekad kita untuk bersatu, dan sekarang tinggal
kita mengisi pembangunan, dan saatnya kita semua bangkit dan bersatu,"
ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara
(DPRD Sumut), Benny Harianto Sihotang kepada wartawan di ruang kerjanya gedung
dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Senin (28/10/2024).
Hal
ini dikatakan Benny Sihotang merespon peringatan Sumpah Pemuda ke-106 tahun
dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Gibran
Rakabuming Raka.
"Kita
melihat ada sejumlah menteri kabinet Prabowo-Gibran adalah orang-orang muda,
itu tandanya Presiden Prabowo ingin merangkul semua kalangan untuk bersatu, bangkit
dan bersinergis," tuturnya.
Kehadiran
para menteri Kabinet Merah Putih yang berusia muda juga memberi kesempatan
kepada mereka untuk terus bekerja menggali potensi dan kreatifitas generasi
muda, agar bangsa dan negara ini bergerak menuju Indonesia Emas 2045.
Terkait
dengan peran pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai masalah remaja dan
pemuda, Benny prihatin karena peran generasi muda yang tergabung di organisasi
kini dipandang sebelah mata.
"Lihatlah
aksi geng motor, dan aksi jalan lainnya, kita disebut yang salah. Kita disebut
salah satu organisasi di belakangnya. Padahal faktanya tidak. Faktanya, kita
tidak pernah diajak duduk membahas kriminalitas yang melibatkan generasi
muda," beber Benny yang juga Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kota Medan.
Jangankan
diberi bantuan, imbuh Benny, pihaknya kerap mengundang pejabat pemerintah untuk
menghadiri satu acara, namun tak berkenan hadir.
"Padahal
mereka cuma kita undang datang saja, ngomong soal program pemerintah ke kita
dan tak mengeluarkan uang, eh tidak datang. Jadi kami ini kan macam dipandang
sebelah mata," ketusnya.
Benny
berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait menjadikan momen Sumpah Pemuda
harus proaktif dan bangkit, sejalan dengan pemerintahan baru di bawah Presiden
Prabowo.
"Saatnya
dinas-dinas terkait menyentuh persoalan yang dialami pemuda kita, ketahui
persis mengapa terjadi geng motor, kita duduk bersama cari solusi. Kalau tidak
memberi manfaat, lebih baik dinas terkait pemuda ditutup saja," tegas
Benny.
Kalau
geng motor, sambung Benny, pihaknya sepakat harus ditindak tegas dari sisi
preventif, tapi dari sisi lain, harusnya dilihat mengapa aksi kriminalitas itu
terjadi.
"Harus
melibatkan semua pihak, baik aparat kepolisian, keamanan dan pihak terkait,
agar aksi kejahatan tidak terulang lagi," cetusnya.
Berkaitan
dengan Pilkada serentak, Benny berpendapat, pemerintah daerah bersama Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terus mengajak
generasi muda untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Ini
saya lihat datanya, jumlah pemilih dari generasi milineal atau Gen Z cukup
besar, berkisar 50-60 persen, ini kita
dorong kalau perlu angkanya sampai 70 persen bahkan 100 persen, agar Pilkada
makin sukses lagi," pungkas Benny. (**)

Ahmad Hadian Dukung Pola Baru Bantuan Rumah Ibadah Yang Akan Dilakukan Bobby

Ricky Anthony Bantu Perobatan Warga Langkat Korban Laka Lantas di Aceh

Rony Situmorang Minta Perumda Tirtanadi Terus Berbenah

Megawati Zebua Ungkap Guru di Nias Sering Kelelahan Menuju Sekolah

Sutarto: Tak Boleh Ada Lagi Ada Kekerasan dan Diskriminasi Terhadap Perempuan
