Ini Alasan Kenapa Harga Cabai Melonjak Jelang Ramadhan

Kitakini.news - Menjelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, harga Cabai dibeberapa daerah di Sumatera Utara terus naik. Hal ini dipicu kurangnya pasokan dari petani.
Baca Juga:
Selain itu, juga disebabkan faktor cuaca ekstrim yang mengakibatkan produksi Cabai di petani menurun. Sehingga mengalami kenaikan harga.
"Ini semua masuk kategori gagal panen karena faktor cuaca ekstrem dari Januari sampai saat ini curah hujan rendah, nanti kalau tiba-tiba habis hujan, cuaca panas mengakibatkan daun Cabai itu pada berguguran enggak ada buah," keluh salah satu petani Cabai, Dian Eko, saat ditemui di Deli Serdang, Kamis (7/3/2024).
Kondisi ini dikeluhkan bukan hanya oleh masyarakat dan pedagang, namun petani Cabai juga mengeluhkan hal yang sama. Pasalnya, meski Cabai dijual dengan harga tinggi karena sedikitnya hasil panen. Namun angka tersebut tetap tidak menutup biaya operasional petani.
"Omzet sangat berpengaruh besar karena gak ada hasil, saya jual harga lumayan tapi gak ada hasil juga sama saja," ujarnya.
Dian juga menjelaskan produksi Cabai akan membaik jika cuaca kembali normal. Saat produksi Cabai baik, harganya pun akan menurun.
"Bisa normal lagi nanti tanam di bulan enam, panen di bulan sembilan," ucapnya.
Dian berharap, saat petani menghadapi cuaca ekstrem El nino, pemerintah dapat membantu para petani dengan memberi subsidi pupuk.
Sampai saat ini, petani Cabai Desa Karang Anyar tidak pernah mendapat bantuan subsidi dari pemerintah.
"Kalau bisa dapat bantuan meringankan beban petani saat tidak ada hasil, bentuknya bisa subsidi pupuk dan obat-obatan," harap Dian. (**)

Reses di Karang Anyar, Sutarto Serahkan Bantuan Bibit Jagung ke Petani

Warga Gedung Johor Desak Pemerintah Segera Atasi Banjir Kiriman Dari Deli Serdang

Harga Cabai Merah di Sumut Mulai Turun, Petani Senang Konsumen Lega

Harga Cabai Merah Naik 100 % di Kota Padang

Anita Lubis: Kesejahteraan Guru Prioritas, Akan Dibahas di R-APBD 2026
