Korban Bencana di Sumatera Juga Butuh Bantuan Psikologis
Melansir berbagai sumber, Sabtu (6/12/2025), hal ini diyakini Nena Mawar Sari, seorang psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali.
Baca Juga:
"Dukungan emosional itu berupa layanan psikologis yang membuat mereka merasa punya ruang aman untuk bercerita dan perasaannya tervalidasi," ujar Nena.
"Kemudian juga untuk bisa mengembalikan sisi trauma yang mungkin terjadi," tambahnya.
Artinya, Nena mengatakan bahwa masyarakat terdampak bencana ekologis di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat turut membutuhkan dukungan sosial.
"Mengembalikan sense of belongingnya, saling mendukung, komunitas yang bisa mengakomodasi bagaimana kita bisa bekerja sama bekerja sama dan tidak merasa sendirian," tambah dia.
Nena menjelaskan bahwa gejala pascatrauma usai bencana bisa saja terjadi melalui pengulangan yang terbesit di ingatan, kemudian mimpi buruk, dan juga penurunan kognitif.
Sementara untuk intervensi yang tepat, ahli ataupun psikolog biasanya akan melakukan penanganan awal.
Yakni berupa teknis sederhana untuk bisa membantu menangani gejala-gejala awal dari masalah kesehatan mental.
Sedangkan korban terdampak bencana dengan gangguan seperti kesulitan tidur berhari-hari, menangis berlebihan, dan perubahan perilaku menjadi gejala yang membutuhkan penanganan segera oleh tenaga profesional.
Petani Tapanuli Utara Harapkan Pemulihan Persawahan Tertimbun
Aksi Peduli Danantara Bersama BP BUMN dan BTN Kerahkan Bantuan Bencana Sumatera
Arief Kurnia Risdianto Pimpin Penyerahan Bantuan PGN di Lhokseumawe, Wujud Solidaritas Subholding Gas
Banjir Ancaman Stabilitas Harga Cabai dan Beras di Tahun 2026, KKPU Koordinasi Disperindag ESDM Sumut
Bobby Nasution Tinjau Harga Pangan, Buat Skema Jalur Distribusi untuk Daerah Terdampak Bencana