Rabu, 17 September 2025

Kecap Ikan Berusia 1800 Tahun Ditemukan di Spanyol

Fitri - Sabtu, 26 Juli 2025 17:04 WIB
Kecap Ikan Berusia 1800 Tahun Ditemukan di Spanyol
Ilustrasi/freepik
Kecap ikan
Kitakini.news - Kecap ikan berusia 1800 tahun akhirnya ditemukan di Spanyol. Kabarnya kecap atau saus ikan ini berasal dari zaman Romawi kuno.

Melansir berbagai sumber, Sabtu (26/7/2025), adalah peneliti bernama Goncalo Themudo yang mempublikasikan penemuannya pada jurnal Atiquity.

Baca Juga:

"Kami mengetahui dari sumber lain dan bentuk identifikasi morfologi bahwa ikan ini seharusnya adalah ikan sarden," ujar Themudo.

Peneliti tersebut menemukan jejak peninggalan kecap atau saus ikan yang telah terfermentasi dan diduga terperam sejak zaman Romawi kuno.

Jika merujuk pada sejarah kecap ikan tersebut, fakta lain yang ditemukan adalah saus ini juga diekspor oleh Kerajaan Romawi sejak zaman dahulu.

Ada banyak hidangan yang dibumbui dengan kecap ikan tersebut terutama di benua Eropa.

Kecap ikan tersebut juga dikenal dengan sebutan garum. Themudo lebih lanjut mengungkapkan garum memiliki kandungan glutamat yang tinggi sehingga rasa gurih dan umaminya pekat mirip seperti kecap ikan, kaldu, jamur, atau beberapa jenis keju

Sebagai informadi, penemuannya berupa tong yang meninggalkan jejak saus atau kecap. Di bagian bawahnya ditemukan pula fosil pecahan tulang ikan.

Dan, penemuan tersebut terjadi di area arkeologi di Galicia, Spanyol.

Setelah melalui tes DNA, ditemukan fakta tulang ikan tersebut berusia 1.800 tahun. Sisa-sisa pada tong yang ditemukan juga menunjukkan adanya proses fermentasi yang panjang telah dilakukan untuk mengolah ikan tersebut.

Temuan Themudo merujuk pada penelusuran genetik dari ikan yang ditemukan. Ia meyakini hasilnya menunjukkan jenis ikan itu benar-benar sarden.

"Tetapi selalu ada kemungkinan hasil morfologinya menjadi salah karena ini hanya berdasarkan pada tulang yang lepas dan sangat kecil," lanjutnya.

Themudo juga sempat membandingkan langsung antara garum dengan kecap ikan yang banyak dikonsumsi di Asia.

Keduanya hampir mirip persis, tetapi ada beberapa perbedaan yang hampir sulit dijelaskan oleh Themudo.

"Seharusnya (fosil garum) itu beraroma yang kuat. Itu bisa jadi awalnya kaldu ikan dan digunakan untuk membumbui daging atau ikan selama proses memasak," tambah Themudo.

Penemuan ini tak hanya membuka mata ahli pada bidang kuliner tetapi juga membuktikan bahwa jejak DNA tak akan mudah terurai walaupun sudah menjadi fosil ribuan tahun.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
P-APBD Sumut 2025 Prioritaskan Infrastruktur, Kesehatan, dan Pendidikan

P-APBD Sumut 2025 Prioritaskan Infrastruktur, Kesehatan, dan Pendidikan

Sekretaris Komisi E DPRD Sumut Bantah Usir Wartawan Saat Rapat Dengan Disdik

Sekretaris Komisi E DPRD Sumut Bantah Usir Wartawan Saat Rapat Dengan Disdik

Kejari Langkat Geledah Kantor Disdik

Kejari Langkat Geledah Kantor Disdik

Korupsi Buku, Kadisdik Tebing Tinggi Divonis 6 Tahun

Korupsi Buku, Kadisdik Tebing Tinggi Divonis 6 Tahun

Anita Lubis: Kesejahteraan Guru Prioritas, Akan Dibahas di R-APBD 2026

Anita Lubis: Kesejahteraan Guru Prioritas, Akan Dibahas di R-APBD 2026

Seleksi Rektor USU Diminta Bebas dari Kepentingan Politik, 12 Nama Bakal Calon Mendaftar

Seleksi Rektor USU Diminta Bebas dari Kepentingan Politik, 12 Nama Bakal Calon Mendaftar

Komentar
Berita Terbaru