Senin, 20 Oktober 2025

Awas Bising, Pakai Headset Maksimal 60 Menit per Hari

Fitri - Minggu, 13 Juli 2025 19:51 WIB
Awas Bising, Pakai Headset Maksimal 60 Menit per Hari
Ilustrasi/freepik
Pengguna headset
Kitakini.news - Tuli akibat bising kini menjadi ancaman baru di era modern. Dan, kebiasaan memakai headset secara berlebihan adalah salah satu faktornya.

Melansir berbagai sumber, Minggu (13/7/2025), kebisingan kini bukan hanya jadi ancaman pekerja pabrik, bising itu ada di setiap lini kehidupan masyarakat.

Baca Juga:

Apalagi, saat ini terjadi tren warga yang tak lepas menggunakan penyuara telinga (headset) dalam setiap kegiatan sehari-harinya.

"Kita justru menikmati bising setiap hari, seperti konser, tempat musik, atau tempat bermain yang memiliki pengeras suara bervolume tinggi," ujar Dr Fikri Mirza Putranto.

Karena itu, pengajar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) dari Departemen Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala Leher (THT-KL) ini mengatakan tuli akibat bising kini menjadi ancaman baru di era modern.

Dia mengatakan orang yang mengalami cedera bising memiliki gejala awal telinga berdenging dan terasa tertutup seperti kemeng.

Gejala ini sering kali dianggap sepele karena dapat hilang dalam waktu 24 jam. Namun, justru karena sering diabaikan dan berulang, lama-kelamaan bisa menimbulkan gangguan permanen.

Menurutnya, Personal Listening Device (PLD) yang beredar saat ini memiliki banyak jenis seperti earbuds, headphone over-ear (dengan atau tanpa noise cancelling), hingga bone conduction headset.

Fikri pun menganjurkan penggunaan PLD dengan volume maksimal 60 persen selama tidak lebih dari 60 menit per hari.

Selain itu, penting untuk beristirahat setiap satu jam selama 5 menit, menjaga kebersihan earbuds, serta memanfaatkan fitur volume warning yang kini tersedia pada banyak gawai.

"Batasi volume di bawah 80 desibel," ujarnya.

Ia juga menyarankan kepada pengguna PLD agar memeriksakan diri ke dokter spesialis THT-KL jika mengalami dua dari tiga kondisi yakni penggunaan lebih dari 4 jam per hari, volume di atas 80 persen atau munculnya nyeri atau berdenging setelah pemakaian.

Untuk kasus cedera yang bersifat akut, seperti telinga berdenging khususnya jika terjadi dalam kurun waktu kurang dari 12 minggu, pengobatan medis masih memungkinkan.

Sementara, untuk kondisi kronis tanpa gangguan psikologis, terapi transcranial magnetic stimulation yang melibatkan dokter neurologi bisa menjadi pilihan.

"Kalau sudah menetap dan disertai keluhan psikologis seperti stres atau depresi, maka penanganan harus melibatkan psikolog atau psikiater untuk mendampingi proses pemulihan," pungkasnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Dunia Akademik Tercoreng, Pemilihan Rektor USU Diterpa Isu Suap dan Kecurangan

Dunia Akademik Tercoreng, Pemilihan Rektor USU Diterpa Isu Suap dan Kecurangan

Seleksi Rektor USU Diminta Bebas dari Kepentingan Politik, 12 Nama Bakal Calon Mendaftar

Seleksi Rektor USU Diminta Bebas dari Kepentingan Politik, 12 Nama Bakal Calon Mendaftar

Tidak Sekadar Ganggu Kuping, Sound Horeg Bisa Bikin Henti Jantung

Tidak Sekadar Ganggu Kuping, Sound Horeg Bisa Bikin Henti Jantung

Awas, Cotton Bud Bisa Bikin Orang Masuk Ruang Operasi

Awas, Cotton Bud Bisa Bikin Orang Masuk Ruang Operasi

AXIS Nation Cup 2025, Wadah Talenta Muda Futsal di Indonesia

AXIS Nation Cup 2025, Wadah Talenta Muda Futsal di Indonesia

Suara Langkat Terbentuk, Ricky Anthony: Media Pilar Demokrasi

Suara Langkat Terbentuk, Ricky Anthony: Media Pilar Demokrasi

Komentar
Berita Terbaru