Selasa, 17 Juni 2025

WHO: 1 dari 6 Orang di Dunia Alami Masalah Kesuburan, Akses Pengobatan Masih Terbatas

Fitri - Senin, 11 November 2024 15:59 WIB
WHO: 1 dari 6 Orang di Dunia Alami Masalah Kesuburan, Akses Pengobatan Masih Terbatas
Ilustrasi/Freepik.com
Ibu hamil.
Kitakini.news -Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini merilis laporan penting mengenai prevalensi kemandulan di seluruh dunia, yang menunjukkan bahwa satu dari enam orang di dunia mengalami masalah kesuburan. Laporan ini menunjukkan bahwa tingkat infertilitas hampir sama di berbagai negara, menyoroti bahwa kondisi ini merupakan isu kesehatan global yang perlu mendapat perhatian serius.

Baca Juga:

Menurut Dr. Gitau Mburu, ilmuwan riset fertilitas di WHO, prevalensi infertilitas global mencapai 17,5 persen. "Dalam analisis kami, prevalensi infertilitas seumur hidup secara global adalah 17,5 persen, yang berarti 1 dari 6 orang mengalaminya seumur hidup mereka," ungkapnya dalam keterangan resminya, Senin (11/11/2024).

WHO mendefinisikan kemandulan sebagai kegagalan untuk hamil setelah 12 bulan atau lebih berhubungan seksual tanpa kontrasepsi secara teratur. Studi ini mengkaji data infertilitas dari tahun 1990 hingga 2021, mencakup 133 penelitian yang menunjukkan tingginya prevalensi kemandulan di berbagai negara.

Kemandulan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang memengaruhi sistem reproduksi pria maupun wanita. WHO mencatat bahwa kondisi ini bisa diatasi melalui pengobatan medis, pembedahan, atau teknologi reproduksi berbantuan (ART) seperti fertilisasi in vitro (IVF). IVF adalah metode di mana sel telur dan sperma disatukan di laboratorium hingga terbentuk embrio yang kemudian ditanamkan ke dalam rahim.

Meski berbagai solusi tersedia, akses terhadap diagnosis dan pengobatan kemandulan seringkali terbatas karena kendala biaya. Dr. Pascale Allotey, Direktur Departemen Kesehatan Seksual dan Reproduksi serta Penelitian WHO, menekankan bahwa investasi untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan kemandulan masih minim. "Kemandulan adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting karena dampaknya yang luas pada kehidupan orang-orang yang terkena dampaknya," ujar Dr. Allotey.

Laporan WHO ini menjadi seruan bagi pemerintah dan organisasi kesehatan untuk meningkatkan pendanaan dan dukungan layanan kesehatan reproduksi yang terjangkau. Kemandulan tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga berpotensi mengakibatkan tekanan emosional dan sosial yang signifikan.

Laporan ini menekankan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan reproduksi yang inklusif dan terjangkau, sebagai upaya mengatasi tantangan kemandulan yang kini semakin umum terjadi di berbagai kalangan masyarakat.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Rekomendasi WHO soal Puasa: Minum 10 Gelas

Rekomendasi WHO soal Puasa: Minum 10 Gelas

Edukasi dan Vaksinasi Jadi Kunci, WHO Dorong Langkah Pencegahan Rabies di Indonesia

Edukasi dan Vaksinasi Jadi Kunci, WHO Dorong Langkah Pencegahan Rabies di Indonesia

Bersama Bupati Simalungun, Hassanudin Resmikan RSUD Tuan Rondahaim Pematangraya

Bersama Bupati Simalungun, Hassanudin Resmikan RSUD Tuan Rondahaim Pematangraya

WHO: Covid-19 Terus Berkembang, Masih Jadi Momok Kesehatan Masyarakat Global

WHO: Covid-19 Terus Berkembang, Masih Jadi Momok Kesehatan Masyarakat Global

Komentar
Berita Terbaru