RSUD Dr. Pirngadi: Destinasi Wisata Medis Bersejarah di Medan

Rumah sakit milik pemerintah ini bukan hanya terkenal karena pelayanannya, tetapi juga karena sejarah panjangnya yang menjadikannya salah satu ikon kesehatan di Medan.
Baca Juga:
RSUD Dr. Pirngadi memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Berdiri sejak 11 Agustus 1928, rumah sakit ini awalnya dikenal dengan nama Gemente Zieken Huis, sebuah rumah sakit yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda.
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Maria Constantia Mackay, putri dari Walikota Medan pertama, Daniel Mackay. Pada masa pendudukan Jepang, rumah sakit ini berganti nama menjadi Syuritsu Byusono Ince dan dipimpin oleh Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putra, seorang dokter Indonesia pertama yang menjadi direktur di rumah sakit tersebut.
Setelah kemerdekaan Indonesia, RSUD Dr. Pirngadi terus berkembang. Pada tahun 1947, rumah sakit ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dan mengalami beberapa perubahan nama hingga akhirnya pada tahun 1979, rumah sakit ini resmi dinamai RSUD Dr. Pirngadi, sebagai penghormatan kepada Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putra.
Sejak ditetapkan sebagai rumah sakit dalam program medical tourism pada tahun 2022, RSUD Dr. Pirngadi telah melakukan berbagai pembenahan. Tidak hanya dari segi fisik bangunan, tetapi juga peningkatan kualitas pelayanan untuk menarik minat pasien lokal maupun internasional.
RSUD Dr. Pirngadi kini menawarkan dua layanan kesehatan unggulan yang menjadi daya tarik utama wisata medis. Pertama, Klinik Spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan), yang menawarkan penanganan untuk berbagai kondisi seperti rinitis alergica, telinga berdenging, dan vertigo. Kedua, Klinik Dokter Gigi Spesialis yang menawarkan layanan dental emergency seperti acute dental pain, fraktur gigi, dan estetika gigi seperti bleaching.
Selain itu, RSUD Dr. Pirngadi juga berperan sebagai rumah sakit rujukan untuk penanganan stroke akut, menambah daya tariknya sebagai destinasi wisata medis.
Salah satu alasan mengapa Medan, dan khususnya RSUD Dr. Pirngadi, dipilih sebagai destinasi wisata medis adalah karena posisinya yang sangat dekat dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini diharapkan dapat menahan laju tren berobat ke luar negeri, dengan menawarkan layanan medis berkualitas di dalam negeri yang tidak kalah dengan layanan medis internasional.
Dalam sebuah kesempatan, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas medis di Medan daripada harus berobat jauh ke luar negeri.
RSUD Dr. Pirngadi adalah contoh bagaimana sebuah rumah sakit pemerintah dapat bertransformasi menjadi pusat pelayanan medis berkualitas tinggi sekaligus menjadi destinasi wisata medis. Dengan sejarah panjang yang dimilikinya, rumah sakit ini tidak hanya menjadi saksi perkembangan kota Medan, tetapi juga turut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat lokal dan internasional. *