Penjaga Kebun Kopi Ditembak Senjata Api, Satu Tewas, Tiga Luka-Luka

Kitakini.news - Kasus kematian tragis menimpa Hendra Tarigan (52), warga Dusun II, Sukabekan, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di bagian kepala pada Senin malam (25/8/2025). Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga sekaligus tanda tanya besar mengenai asal-usul senjata api yang digunakan dalam penembakan tersebut.
Baca Juga:
Kuasa hukum keluarga korban, Irwansyah Nasution yang akrab disapa Ibey, saat ditemui di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan pada Selasa (26/8), menyatakan bahwa pihaknya menduga kuat Hendra menjadi korban pembunuhan. Ia meminta kepolisian segera menangkap para pelaku serta mengusut tuntas keberadaan senjata api rakitan yang merenggut nyawa korban.
"Peristiwa ini bukan hanya menyebabkan satu orang meninggal dunia, tetapi juga melukai tiga orang lainnya. Dari keterangan saksi-saksi yang kami himpun, selain Hendra Tarigan yang tewas dengan luka tembak di kepala, ada Ahmad yang mengalami luka pada bagian kaki akibat serempetan peluru, Ari menderita luka bacok di punggung, dan Hendrik terluka akibat tembakan di kakinya. Berdasarkan laporan yang dibuat keluarga korban ke Polrestabes Medan, pelaku diduga berinisial M, sementara motifnya masih dalam penyelidikan. Namun, menurut keluarga korban, ini merupakan pembunuhan berencana," kata Irwansyah.
Ia menjelaskan, kejadian bermula ketika Hendra bermaksud menjemput abangnya di sebuah warung kopi. Namun setibanya di lokasi, korban justru langsung ditembak. Irwansyah menduga pelaku menggunakan senjata api rakitan, dan salah satu terduga pelaku disebut-sebut merupakan pemilik warung kopi berinisial R.
"Kami yakin pelakunya tidak hanya satu orang. Karena itu, kami mendesak pihak kepolisian agar menangkap seluruh pelaku, menelusuri dari mana asal senjata rakitan itu, serta mengungkap apakah ada pihak lain yang menyuruh mereka melakukan penembakan. Apalagi korban ditembak dari jarak dekat, sehingga patut diduga ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan aksi yang direncanakan," tegasnya.
Lebih jauh, kuasa hukum keluarga korban mengungkapkan bahwa menurut keterangan saksi-saksi, sedikitnya terdengar lima kali letusan senjata api dalam kejadian tersebut. Dugaan lain yang mengemuka, pelaku diduga seorang penampung hasil perkebunan kopi curian. Selama kebun kopi dijaga Hendra, para pelaku disebut tidak lagi leluasa menampung hasil curian tersebut. Hal itu dinilai menjadi penyebab utama berkurangnya sumber penghasilan pelaku, sehingga memicu terjadinya penembakan.
Seorang saksi mata, Boy Ginting, juga memberikan kesaksian senada. Ia mengaku mendengar lebih dari lima kali suara letusan senjata api. "Tembakan terdengar dari arah kanan. Saat itu korban sudah roboh. Bahkan, ketika kami mencoba membawa korban ke rumah sakit, pelaku masih melepaskan tembakan. Kami mengenal pelaku sebagai pemilik warung kopi sekaligus penadah hasil kebun kopi curian," ungkapnya.
Kuasa hukum keluarga korban menegaskan, pihaknya meminta kepolisian bertindak cepat, menangkap para pelaku tanpa tebang pilih, serta menghukum mereka seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku. Keluarga korban berharap kasus ini tidak hanya berhenti pada penembakan, tetapi juga membuka tabir siapa sebenarnya aktor intelektual di balik tragedi berdarah tersebut.

Mobil Terjun Bebas ke Sungai di Lintas Barus-Sorkam, Tiga Penumpang Tewas

Tidak Ada Tanda Kekerasan di Mayat Pelajar SMP yang Tewas Kepala Kepala Terbungkus Plastik

Pelajar SMP di Sumalungun Tewas dengan Kepala Terbungkus Plastik dan Tangan Terikat

Keluarga Korban Terima Kasih ke Polres Tapsel Atas Ungkapan Kasus Pembunuhan

Seorang Kakek di Binjai Kota Ditemukan Tewas Dalam Rumah
