Harga Sayur Naik Tinggi di Medan, Berikut Analisa BI

Kitakini.news - Sayur-sayuran bukan merupakan bahan pangan strategis penyumbang inflasi. Namun, jelang Tahun Baru 2023, harga sayur-sayuran bergerak tinggi bahkan ada yang naik hingga 200% di pasar tradisional Medan. Sayur bayam misalnya, dari harga Rp 2.500 per ikat, naik hingga Rp 8.000 per ikat. Begitu juga dengan kangkung, sawi, kacang panjang dan beberapa jenis sayuran lainnya. 

Baca Juga:

• Pengusaha Muda Sumut : Promosi Digital Bobby Nasution Bisa Jadikan Sumut Magnet Wisata Kuliner Asia
• Herna Pardede, Dulu Geluti Dunia Sepak Bola, Kini Taklukkan Bisnis Dekorasi di Medan
• Shanty Denny Bangga Punya Suami Tak Rewel

Menanggapi fenomena ini, Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut Doddy Zulverdi mengatakan memang inflasi bukan hanya barang pangan strategis. Banyak pula yang diluar bahan pangan strategis seperti sayuran yang menjadi penyebab inflasi. Dan TPID Sumut sudah memberikan perhatian terkait kenaikan harga ini.

"Tapi memang bahan panga seperti sayuran ini faktor musimannya luar biasa inflasinya. Apalagi merupakan barang yang cepat rusak. Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk memitigasi risiko inflasi akibat kenaikan harga sayuran ini. Tentu ada penguatan aspek-aspek dari sisi produksi," jelas dia, Rabu (28/12/2022).

Diantaranya, sambung Doddy, dengan penguatan pola tanam di daerah yang panen atau sedang masa tanam. Kemudian mengatur pola tanam yang membuat sayuran lebih bertahan, terutama dampak dari perubahan iklim.

Doddy mengakui, perubahan iklim merupakan salah satu isu yang sedang dihadapi petani. Lantaran selama ini, pemilihan pola tanam sudah diatur sesuai dengan iklim yang berlangsung sejak dahulu, tidak mengikuti pengetahuan terbaru. Sehingga dengan kondisi perubahan iklim seperti sekarang ini harus bergeser.

"Hal-hal seperti ini (mengubah pola tanam petani) memang tidak mudah. tapi kami di TPID sudah berkoordinasi dengan instansi lain seperti BMKG instansi lan terkait untuk memberikan edukasi bagaimana pengaturan masa panen yang sesuai dengan kondisi perubahan iklim ini," pungkasnya.

Redaksi