Harga Beras di Sumut Tahun 2023 Naik Terus
Ilustrasi beras di pasar. (foto : amelia)
Baca Juga:
Kitakini.news - Pemerintah belum lama ini menaikkan HPP (harga pembelian pemerintah) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 5.000 per Kg. Memang di Sumut belum memasuki musim panen padi. Namun, tetap ada beberapa petani yang sudah memanen padi di bulan ini.
"Temuan saya di lapangan itu GKP (gabah kering panen) menyentuh Rp 7.000 per Kg (16/8/2023) di Pantai Labu Deli Serdang," ucap Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Sumut Gunawan Benjamin, Rabu (23/8/2023).
Artinya, lanjut dia, petani yang memanen padi bisa langsung menjual padinya tanpa harus dijemur kembali seharga Rp 7.000 per Kg. Bahkan untuk padi yang dipanen menggunakan mesin pemanen, harganya bisa menyentuh Rp 7.500 per Kg.
"Jika GKP tadi digiling menjadi beras dengan kadar air yang turun paling sedikit 14%. Dan dengan rasio gabah ke beras dalam rentang 48% hingga 60%," terangnya.
Maka harga pokok berasnya itu ada dikisaran Rp 11.810 hingga Rp 12.768 per Kg. Harga tersebut belum menghitung biaya produksi hingga margin atau keuntungan pedagang. Meskipun untuk biaya produksi ini juga punya hitungan yang beragam.
"Kita misalkan beras yang dihasilkan tadi masuk dalam kategori beras medium. Maka jika membandingkan harga beras medium mengacu kepada PIHPS saat ini berada dalam rentang Rp 12.800 hingga Rp 13.050 per Kg," ungkapnya.
Tidak jauh berbeda dengan HPP (harga pokok produksi) dari beras yang kita jadikan ilustrasi tersebut. Jadi harga beras saat ini sebenarya masih mencerminkan kenaikan harga gabah di tingkat petani.
Dan petani di sejumlah wilayah di Sumut tidak dirugikan selama harga GKP tidak dibawah Rp 5.000 per Kg.
"Dan jika kita membandingkan harga beras awal tahun 2023 hingga hari ini, maka telah terjadi kenaikan harga beras untuk semua jenis di Sumut dalam rentang 6.2% hingga 9%," jelas dia.
Namun kedepan, jelas dia, seiring dengan program pemerintah yang akan memberikan bantuan sosial dalam bentuk beras periode oktober hingga desember 2023, maka demand atau permintaan beras di pasar diproyeksikan akan turun.
Namun untuk berapa harganya masih diperhitungkan terus. Dengan mempertimbangkan banyak hal tentunya.
Jadi demand atau permintaan yang turun itu bukan dikarenakan masyarakat yang mengurangi konsumsi berasnya. Tetapi lebih dikarenakan ada distribusi langsung beras pemerintah ke masyarakat yang mendapatkan bantuan beras.
"Sehingga permintaannya ke pasar akan mengalami penurunan. Dan seharusnya bisa mengurangi tekanan kenaikan harga," pungkasnya.
Reporter : Siti Amelia
Operasi Pasar BUMD Sumut Picu Ketidakstabilan Harga
Harga Beras Premium Melebihi HET, Satgas Pangan Sidak Pasar Tradisional dan Modern di Medan
Kendalikan Inflasi, Pemprovsu Datangkan Cabai Merah dari Jateng dan Jatim
Dukungan ke Bobby Nasution Stabilkan Harga, BBN Indonesia Lepas Beras SPHP Murah
Berkat Laoli Apresiasi Pemkab Nias Normalisasi Harga Beras