OJK : Ditengah Penurunan Kualitas Kelapa Sawit, Ekonomi Sumut Stabil

Kitakini.news - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Bambang Mukti Riyadi menilai di tengah kinerja intermediasi yang bertumbuh terbatas, stabilitas sektor jasa keuangan di Sumatera Utara (Sumut) tetap terjaga. Terlihat dari ketahanan permodalan yang kuat, profil risiko yang terjaga, dan likuiditas yang memadai.
Baca Juga:
"Provinsi Sumatera Utara terus menunjukkan perkembangan ekonomi yang stabil, ditengah menurunnya kualitas komoditas kelapa sawit dampak dari fenomena cuaca ekstrem selama triwulan I 2023. Termasuk menurunnya harga Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan komoditas ekspor utama," ucapnya, Jumat (16/6/2023).
Meskipun demikian, sambungnya, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mampu tertahan oleh akselerasi sektor konstruksi dan sektor industri pengolahan. Seiring dengan percepatan proyek infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan tetap kuatnya permintaan domestik.
Bambang menjelaskan kredit perbankan yang disalurkan di Sumut menunjukkan pertumbuhan yang terbatas. Hingga April 2023, total kredit perbankan mencapai Rp252,60 triliun atau terkontraksi -0,87 persen dati tahun sebelumnya. Namun kredit di Sumut telah menunjukkan peningkatan dibanding bulan sebelumnya sebesar 1,11 persen.
Bambang juga menjelaskan kredit di Sumut didominasi oleh kredit produktif sebesar 71,80 persen dengan pertumbuhan -3,48 persen dari tahun sebelumnya, dengan kontraksi paling dalam terdapat pada kredit modal kerja sebesar -6,86 persen. Sementara itu, kredit investasi masih menunjukkan tren pertumbuhan positif sebesar 2,55 persen.
Selanjutnya, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) selama tahun 2023 terpantau cenderung menurun. Per April 2023, penghimpunan DPK bertumbuh negatif sebesar -0,50 persen menjadi Rp300,88 triliun dari tahun sebelumnya.
"Utamanya disebabkan oleh penurunan penghimpunan dana giro sebesar -4,07 persen. Sementara itu, dana deposito masih dapat tumbuh sebesar 0,55 persen," paparnya.
Kata Bambang, risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,90 persen (Maret 2023: 0,87 persen) dan NPL gross 2,53 persen (Maret 2023: 2,50 persen). Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp52 miliar menjadi Rp10,62 triliun (Maret 2023: Rp11,14 triliun).
Likuiditas industri perbankan yang berkantor pusat di Sumatera Utara pada April 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,54 persen (Maret 2023: 117,54 persen) dan 23,63 persen (Maret 2023: 24,70 persen).
"Meskipun menurun namun jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen serta sangat memadai dalam mengantisipasi kebutuhan transaksional masyarakat Sumatera Utara," tutur Bambang.
Ketahanan permodalan bank umum berkantor pusat di Sumatera Utara tercermin dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tercatat sebesar 27,03 persen (Maret 2023: 27,12 persen). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kecukupan modal perbankan tetap berada pada tingkat yang memadai dan terjaga di atas nilai ambang batas (threshold).
"OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko," tukasnya.
Reporter : Siti Amelia

Korban Penipuan Bermodus Proyek Fiktif dan Bisnis Skincare Apresiasi Kinerja Polrestabes Medan

Pengusaha Muda Sumut : Promosi Digital Bobby Nasution Bisa Jadikan Sumut Magnet Wisata Kuliner Asia

Herna Pardede, Dulu Geluti Dunia Sepak Bola, Kini Taklukkan Bisnis Dekorasi di Medan

Shanty Denny Bangga Punya Suami Tak Rewel

Agatha Chelsea Belum Tahu Honor Sebelum Usia 20 Tahun
