Kamis, 18 September 2025

Pemangkasan Bunga Acuan Bank Sentral China Angin Segar Ekspor Sumut

- Kamis, 15 Juni 2023 08:26 WIB
Pemangkasan Bunga Acuan Bank Sentral China Angin Segar Ekspor Sumut

Kitakini.news - Pemangkasan bunga acuan Bank Sentral China sebesar 10 basis poi menjadi 1,9% telah mendongkrak kenaikan harga CPO. Kondisi ini tentu akan berpengaruh bagi Sumatera Utara (Sumut). Lantaran bahan baku CPO, kelapa sawit merupakan hasil pertanian utama Sumut.

Baca Juga:

Di pasaran global, saat ini harga CPO ditransaksikan di level 3.517 ringgit per ton. Mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan harga pada awal pekan ini, yang sempat ditransaksikan dikisaran 3.300-an ringgit per ton nya.

Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menuturkan, kondisi ini sangat berpeluang mendorong pemulihan kinerja ekspor di tanah air, tanpa kecuali kinerja ekspor Sumut. Dengan pemotongan besaran bunga acuan tersebut, diharapkan konsumsi masyarakat di China membaik, yang diharapkan bisa mendorong permintaan barang dari wilayah Sumut.

"Harga CPO global yang mengalami kenaikan tersebut tentunya akan menjadi acuan pembentukan harga CPO di tanah air. Trennya lagi naik, khususnya setelah kebijakan pemangkasan bunga acuan PBoC. Hanya saja kenaikan tersebut adalah kenaikan yang belum bisa menjamin bahwa volume ekspor Sumut ke China juga akan mengalami kenaikan serupa," ungkapnya, Kamis (15/6/2023).

Gunawan menilai kenaikan harga CPO itu sebagai respon pasar terhadap kebijakan penurunan bunga acuan saja. Artinya pelaku pasar optimis ada harapan pemulihan ekonomi China sehingga sejumlah harga komoditas mengalami kenaikan. Dan komoditas yang serempak mengalami kenaikan selain komoditas pertanian, juga diikuti dengan pemulihan komoditas energi.

"Jadi kita tunggu saja rilis data BPS terkait dengan volume ekspor nantinya. Sejauh ini kebijakan penurunan suku bunga acuan tersebut telah menghidupkan harapan akan adanya pemulihan ekspor komoditas Sumut. Bukan hanya ke China, tetapi juga ke negara lainnya. Karena akselerasi pemulihan kinerja ekonomi China sangat potensial mendorong pemulihan ekonomi di negara lain.

"Secercah harapan pemulihan ekonomi kembali terlihat saat ini. Walaupun pada dasarnya masih terlalu dini untuk menyimpulkannya. Terlebih setelah eropa yang masuk dalam jurang resesi, AS secara meyakinkan diproyeksikan akan masuk dalam jurang resesi di tahun ini," pungkasnya.


Reporter : Siti Amelia

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
KURAMA Foundation Ancam Bawa Skandal USU ke KPK Jika Tak Ada Klarifikasi

KURAMA Foundation Ancam Bawa Skandal USU ke KPK Jika Tak Ada Klarifikasi

Reshuffle Kabinet Picu Pelemahan Rupiah dan IHSG, Harga Emas Melonjak

Reshuffle Kabinet Picu Pelemahan Rupiah dan IHSG, Harga Emas Melonjak

BBN Indonesia Salut Langkah Kolaboratif Gubernur Bobby Intervensi Harga Beras di Sumut

BBN Indonesia Salut Langkah Kolaboratif Gubernur Bobby Intervensi Harga Beras di Sumut

Stabilkan Harga Bahan Pokok, Bobby Tinjau Pasar Murah

Stabilkan Harga Bahan Pokok, Bobby Tinjau Pasar Murah

Jaja Miharja Tak Sangka Dapat Penghargaan dari Negara

Jaja Miharja Tak Sangka Dapat Penghargaan dari Negara

Jebakan Inflasi Mengintai Sumut, Harga Cabai 'Meroket' di Tengah Penurunan Harga Beras

Jebakan Inflasi Mengintai Sumut, Harga Cabai 'Meroket' di Tengah Penurunan Harga Beras

Komentar
Berita Terbaru