OJK Sumut Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Kitakini.news - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, memperkuat perlindungan konsumen, dan mendukung ketahanan ekonomi regional.
Baca Juga:
Hal ini disampaikan Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, dalam kegiatan Media Talk bertema "Peran OJK dalam Mengawal Pertumbuhan Industri Jasa Keuangan Sumatera Utara" di Medan, Kamis (4/12/2025).
Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman publik tentang tren ekonomi regional, stabilitas industri jasa keuangan, serta upaya pelindungan konsumen di Sumatera Utara. Muttaqien memaparkan perkembangan perekonomian daerah dan kinerja sektor jasa keuangan.
Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2025 tumbuh 4,55 persen (year-on-year/yoy), sedikit lebih rendah dari pertumbuhan nasional. Struktur ekonomi tetap ditopang oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi 25,85 persen, diikuti sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan.
Konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi, meski tekanan inflasi meningkat sejak Mei 2025 dan mencapai 4,97 persen pada Oktober 2025. Penyumbang inflasi tertinggi berasal dari komoditas makanan-minuman dan jasa perawatan pribadi.
Di sektor perbankan, kinerja terjaga stabil. Pada Oktober 2025, pertumbuhan kredit mencapai 11,68 persen (yoy) dengan total penyaluran Rp312 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 2,22 persen (yoy) menjadi Rp335,6 triliun.
Kredit korporasi mendominasi, terutama pada sektor Industri Pengolahan, Perdagangan Besar, dan Konstruksi. Rasio risiko kredit (NPL dan LAR) meningkat tipis dibanding akhir 2024, namun tetap terkelola.
Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencatat pertumbuhan kredit 5,73 persen hingga September 2025, terutama pada sektor Perdagangan dan Pertanian. Risiko kredit di sejumlah wilayah menunjukkan tren melandai, meski masih memerlukan perhatian.
Sektor nonbank dan pasar modal juga menunjukkan tren positif. Pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan, modal ventura, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPBBTI) tumbuh sepanjang 2025, dengan pembiayaan modal ventura mencapai pertumbuhan dua digit dan perbaikan profil risiko.
Di pasar modal, jumlah investor meningkat, dengan nilai kepemilikan saham investor Sumatera Utara mencapai Rp26,5 triliun hingga Agustus 2025, 82 persen di antaranya investor individu. Aktivitas reksa dana juga naik dari sisi nilai penjualan dan jumlah nasabah.
Ekosistem pasar modal berkembang dengan 27 galeri investasi hingga September 2025, serta penambahan manajer investasi dan perusahaan efek.
Muttaqien menegaskan bahwa penguatan stabilitas sektor jasa keuangan dan komunikasi publik yang efektif merupakan prioritas strategis OJK untuk mendukung ketahanan ekonomi regional.
OJK mendorong kolaborasi pemangku kepentingan guna menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.
OJK Dorong Literasi Keuangan untuk Penyandang Disabilitas
Dari Edukasi hingga Perizinan: OJK Sumut Kawal Stabilitas Keuangan Sumatera Utara di Tengah TantanganKepala
Edukasi Keuangan UMSU, OJK Dorong Peningkatan Literasi Keuangan Digital Bagi Mahasiswa
DPRD Sumut Minta OJK Selektif Terhadap Calon Direksi Bank Sumut
Hindari dari Judol, Bobby Akan Gandeng OJK Latih ASN Terjun ke Pasar Modal