Senin, 27 Oktober 2025

Emas Berkontribusi pada Inflasi Sumut, Tapi Fokus Utama Tetap Volatile Food

Siti Amelia - Senin, 27 Oktober 2025 17:36 WIB
Emas Berkontribusi pada Inflasi Sumut, Tapi Fokus Utama Tetap Volatile Food
pixabay
Ilustrasi
Kitakini.news - Ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menilai pernyataan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution tentang peran emas sebagai salah satu penyumbang inflasi tertinggi pada September 2023 adalah akurat, meskipun perlu konteks yang lebih tepat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, inflasi bulan itu dipicu utama oleh volatile food, diikuti kenaikan harga emas yang berkontribusi 0,51 persen secara bulanan.

Baca Juga:

Gunawan menjelaskan bahwa volatile food merupakan kategori barang yang menjadi penyumbang utama inflasi, sedangkan emas termasuk komoditas dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

"Kalau saya mencermati pernyataan beliau yang mengatakan bahwa penyebab inflasi yang utama adalah volatile food, selanjutnya adalah harga emas. Maka pernyataan tersebut benar adanya," ujar Gunawan.

Ia menambahkan, kontribusi terbesar dari kenaikan harga emas sebenarnya datang dari komoditas cabai merah, yang menyumbang 0,85 persen inflasi bulanan. Namun, emas tetap menjadi faktor karena belanja masyarakat terhadapnya meningkat bersamaan dengan lonjakan harga.

"Selama ada belanja masyarakat untuk emas, dan harga emas itu mengalami kenaikan, maka jelas komoditas emas tersebut menjadi penyumbang inflasi," kata Gunawan.

Kenaikan harga emas, lanjut Gunawan, merupakan fenomena global yang terjadi serentak di Sumatera Utara, Indonesia, dan dunia sejak Agustus lalu.

"Tidak bisa dipungkiri kalau harga emas itu dalam tren naik. Jadi kenaikan harga emas ini adalah fenomena global, dan memang diluar kendali Gubsu untuk mengontrol harga emas," imbuhnya.

Oleh karena itu, Gunawan mendorong pemerintah daerah fokus pada pengendalian inflasi yang bersumber dari gangguan pasokan atau permintaan lokal, seperti gejolak harga cabai merah saat ini.

"Nah yang perlu dilakukan Gubsu adalah fokus pada pengendalian inflasi yang bersumber dari gangguan pasokan maupun demand yang dialami oleh Sumut sendiri," sarannya.

Sebelumnya, BPS Sumatera Utara mencatat inflasi September sebesar 0,58 persen, dengan andil volatile food mencapai 0,34 persen.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
50 Ton Cabai Merah Dari Jawa Diharapkan Tekan Inflasi di Sumut

50 Ton Cabai Merah Dari Jawa Diharapkan Tekan Inflasi di Sumut

Kendalikan Inflasi, Pemprovsu Datangkan Cabai Merah dari Jateng dan Jatim

Kendalikan Inflasi, Pemprovsu Datangkan Cabai Merah dari Jateng dan Jatim

Perkuat Keamanan, Rutan Kelas I Medan Gelar Razia Gabungan

Perkuat Keamanan, Rutan Kelas I Medan Gelar Razia Gabungan

Harga Cabai Merah di Sumut Mulai Turun, Petani Senang Konsumen Lega

Harga Cabai Merah di Sumut Mulai Turun, Petani Senang Konsumen Lega

Dari Tepian Sungai Deli, Citra Aur Sokong Pegadaian MengEMASkan Indonesia

Dari Tepian Sungai Deli, Citra Aur Sokong Pegadaian MengEMASkan Indonesia

Polisi dan Jaksa Beda Keterangan soal Kasus Pemalsuan 25 Mobil Antik

Polisi dan Jaksa Beda Keterangan soal Kasus Pemalsuan 25 Mobil Antik

Komentar
Berita Terbaru