Kamis, 13 November 2025

Sempat Difitnah dan Tertipu, Mantan ABK Sukses Budidaya Jamur Tiram

Siti Amelia - Selasa, 02 September 2025 22:00 WIB
Sempat Difitnah dan Tertipu, Mantan ABK Sukses Budidaya Jamur Tiram
amelia
Irwandani saat memanen jamur tiram dari baglog untuk dipasarkan.

Kitakini.news - Aroma khas harum baglog jamur tiram langsung menyeruak saat berada dalam ruang budidaya jamur tiram petak milik Irwandani dan Desi Anggraini di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Baca Juga:

Beribu-ribu baglog media tanam jamur yang sebelumnya berwarna coklat kini beralih warna menjadi putih. Jamur segar berangkai-rangkai telah muncul pada setiap baglog jamur siap ditebas.

"Alhamdulillah, sekarang dari tiga ribu baglog itu setiap harinya sudah kita panen bisa kita jual jamur tiramnya," kata Irwandani kepada wartawan saat di sambangi di rumah tempat tinggal sekaligus tempat budidaya jamur tiram keluarganya di Dusun V Sumber Padi Desa Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara beberapa waktu yang lalu.

Keberhasilan pria yang akrab disapa Dani ini dalam membudidaya jamur tiram bukan layaknya sulap. Langsung besar dan menghasilkan. Banyak lika-liku yang dilalui Dani dan istri dalam meraih kesuksesan, hingga mantan Anak Buah Kapal (ABK) kapal minyak ini, berhasil membudidaya jamur tiram dan menjadi penghasilan utama keluarga.

Irwandani memperlihatkan jamur tiram siap edar yang baru dipanen. (amelia)

Usaha yang Dani mulai sejak Februari 2016 ini, tak hanya berhasil menjadi sumber pendapatan utama Dani dan keluarga, namun mampu memberikan rezeki buat tetangga dan warga sekitarnya.

Cerita dimulai ketika dia dan istri coba menikmati olahan jamur tiram crispy di kawasan Tebing Tinggi. "Rasanya enak, mirip ayam fried chicken," ucapnya memulai pembicaraan dengan wartawan.

Ketertarikan akan jamur tiram makin dirasakan Dani dan istri setelah melihat jamur tiram yang dibudidaya temannya di kawasan Tebing Tinggi. Melihat proses budidaya yang sederhana dan bahan baku yang mudah didapat, Dani memutuskan untuk membeli bibit jamur tiram dan baglog sebanyak 500 unit.

"Awalnya, lokasi budidaya berada di halaman belakang rumah dengan ruangan berukuran sekitar 4 x 10 meter," tutur pemilik merek Gubuk Jamur Dani ini.

Dani mengaku mengeluarkan sebesar Rp 5 juta untuk menjadi modal awal usaha budidaya jamur tiramnya tersebut. Beberapa bulan kemudian, Dani menambah media bibit menjadi 1.000 baglog yang menghasilkan sekitar 20 hingga 30 kilogram jamur tiram. "Jamur tiramnya kita jual ke pasar tradisional, ke kedai-kedai juga ke tetangga dengan harga Rp 20 ribu per kilogram," ungkapnya.

Dengan usaha dan doa, jelas Dani, usahanya kini berkembang, tak hanya mendapatkan jamur tiram dari 1.000 baglog, Dani kini punya ruang khusus yang mampu menampung sekitar 3.000 baglog bibit jamur. Bukan membeli baglog, kini Dani mampu memproduksi baglog sendiri, bahkan dijual juga kepada UMKM lain yang membudidaya jamur tiram.

Tetangga Dani saat mengemas jamur tiram segar. (amelia)


"Sekarang, untuk budidaya kita gunakan baglog secara bergantian, sehingga kini panen bisa dilakukan setiap hari dan mampu memenuhi permintaan pasar," ucapnya.

Mulai merintis hingga berhasil mengembangkan usaha budidaya jamur tiram, Dani mengaku cukup banyak menghadapi kendala dan hambatan. Bukan hanya kerusakan baglog akibat cuaca yang menyebabkan menurunnya kualitas produksi. Dani juga pernah merugi lantaran tertipu dalam pembelian serbuk kayu rambung. Tak sekali, suami Desi Anggraini ini pernah tertipu sebanyak tiga kali. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berusaha.

"Awalnya sering kena tipu terutama untuk pengadaan bahan baku serbuk kayu. Karena memang serbuk kayu untuk jamur tiram ini khusus. Meski begitu kita tetap semangat untuk berkembang terus," ucap ayah dua orang anak ini.

Tidak hanya dihadang oleh penipuan, pengembangan usaha budidaya jamur tiram Dani pun terhambat oleh fitnah. "Jamur kita juga pernah dibilang jamur racun, sempat membuat kita terpuruk, sehingga penjualan menurun," katanya.

Namun Dani tak mau menyerah, pembersihan nama baik, melalui mulut ke mulut tetangga dijalankannya. Mereka membagikan jamur tiram gratis ke tetangga, makanya warga sekitar bisa merasakan sendiri bahwa jamurnya asli jamur tiram yang tidak beracun. "Alhamdulillah strategi ini dapat menghempang fitnah dan kita masih tetap eksis dan berkembang," tuturnya.

Perkembangan terbaik menurut Dani terjadi pada tahun 2024. Kala usaha budidaya jamur tiram ini menjadi mitra binaan PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM). Tidak hanya mendapatkan bantuan permodalan, INALUM yang merupakan anggota MIND ID ini, juga memberikan bantuan fisik berupa mesin pengaduk serbuk kayu. "Bantuan ini sangat membantu dalam meningkatkan kapasitas produksi," ungkap Dani.

Buka Lapangan Kerja Warga Sekitar

Menurut Dani, usaha jamur tiram yang dikelolanya ini, tidak hanya mengangkat perekonomian keluarga, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

Bukan hanya dibantu oleh dua karyawan tetap, di musim panen, Dani juga mempekerjakan cukup banyak warga sekitar rumahnya sebagai pekerja lepas.

Karenanya, respon masyarakat sangat baik kepada usaha budidaya jamur tiram Dani dan keluarga. Selain memberikan penghasilan tambahan, juga memberdayakan warga sekitar.

"Saat panen, kita akan menambah pekerja hingga empat sampai lima orang tetangga untuk membantu," beber dia.

Tidak hanya membantu dalam panen dan pengepakan jamur tiram segar, istri Dani juga mengembangkan produk olahan jarum tiram. Mulai dari keripik jamur tiram rasa original, pedas, jagung hingga diolah menjadi kue bawang. Kemasan keripik jamur pun dibuat mencolok berwarna-warni, tanpa menghilangkan cap bersertifikat halal dari produknya.

Proses pembuatan baglog di belakang rumah Dani. (amelia)


"Kita buat brand (merek) berbeda dari jamur tiram segar, namanya Bestie Jamur Krispi. Kita buat nama ini, biar menarik dan kekinian," ucap Desi yang ikut nimbrung percakapan dengan wartawan.

Hasilnya pun bisa membuat puas Dani dan keluarga. Hasil olahan jamur tiram buatan Desi kini sudah cukup terkenal. Bukan hanya di wilayah Kuala Tanjung, wisatawan juga sering membawa produk olahannya menjadi oleh-oleh hingga ke Jakarta.

"Kata mereka olahan jamur tiram kita rasanya khas dan kenyal, apalagi kita jaga kualitas agar tahan lama," paparnya.

Kisah sukses Dani dalam budidaya jamur tiram di Kuala Tanjung ini menunjukkan bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan dukungan yang tepat, usaha kecil dapat berkembang pesat dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

Dani yang seorang mantan ABK kapal minyak, kini menjadi pengusaha jamur tiram yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pemberdayaan komunitas lokal.

Desi Anggraini memperlihatkan produk turunan dari Gubuk Jamur Dani. (amelia)

Tak mau pelit dengan ilmunya, Dani juga berbagi langkah proses budidaya jamur tiram bagi yang ingin memulai usaha baru.

"Awalnya selain menyediakan tempat, kita harus membuat media tanam atau baglog ini. Karena buat sendiri lebih murah. Baglog ini dibuat dari campuran serbuk kayu rambung, tepung jagung, dan kapur dolomit," tutur Dani.

Campuran ini, imbuh dia, kemudian dicampur dengan air hingga lembab, ditutup dengan plastik atau terpal selama satu malam, lalu dimasukkan ke dalam plastik baglog dan dikukus selama sekitar 8 jam menggunakan kompor gas.

Setelah dikukus, jelasnya, baglog didiamkan selama satu malam sebelum ditanami bibit jamur. Bibit yang sudah ditanam, dibiarkan selama 20 hari tanpa dibuka, kemudian dipindahkan ke ruang perawatan dengan kelembapan dan penyiraman yang terjaga agar jamur tumbuh optimal.

"Perawatan yang mudah ini juga menjadi alasan saya membudidaya jamur tiram. Mudah-mudahan langkah ini bisa menginspirasi," pungkasnya.

Spesialis - Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Mhd. Alex Ridwan mengungkapkan Gubuk Jamur Dani mulai jadi binaan INALUM sejak tahun 2024. Dani ini juga merupakan petugas keamanan di salah satu PT yang berada di dalam kawasan INALUM.

"Bantuan yang digelontorkan sebesar Rp 25 juta untuk pengadaan fasilitas penunjang kegiatan budidaya usaha jamur tiram," terangnya.

Alex berharap, usaha budidaya jamur tiram Dani ini bisa terus berkembang. Tidak hanya melalui dana, INALUM juga akan membantu dalam hal pemasaran.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
OJK Dorong Literasi Keuangan Syariah untuk Kesejahteraan Masyarakat di EKSiS 2025

OJK Dorong Literasi Keuangan Syariah untuk Kesejahteraan Masyarakat di EKSiS 2025

Bahlil Ajak Generasi Muda Islam Jadikan Masjid Sebagai Pusat Pendidikan dan Perekonomian

Bahlil Ajak Generasi Muda Islam Jadikan Masjid Sebagai Pusat Pendidikan dan Perekonomian

Kunjungan KPPU Wilayah I ke Wali Kota Pematangsiantar, Sinergi untuk Persaingan Usaha Sehat dan Ekonomi Inklusif

Kunjungan KPPU Wilayah I ke Wali Kota Pematangsiantar, Sinergi untuk Persaingan Usaha Sehat dan Ekonomi Inklusif

Soal Pajak APU, Zeira: Perlu Kembali Ambil Langkah Hukum Lakukan Gugatan

Soal Pajak APU, Zeira: Perlu Kembali Ambil Langkah Hukum Lakukan Gugatan

INALUM dan PJT I Perkuat Konservasi Danau Toba Lewat Penanaman Pohon dan Pembibitan Modern

INALUM dan PJT I Perkuat Konservasi Danau Toba Lewat Penanaman Pohon dan Pembibitan Modern

Komisi C DPRD Sumut Dorong Peningkatan PAD dari Pajak Air Permukaan

Komisi C DPRD Sumut Dorong Peningkatan PAD dari Pajak Air Permukaan

Komentar
Berita Terbaru