Kamis, 13 November 2025

Kuta View, Surga Edukasi di Tengah Hijaunya Sawah Kuala Tanjung

Siti Amelia - Rabu, 03 September 2025 09:36 WIB
Kuta View, Surga Edukasi di Tengah Hijaunya Sawah Kuala Tanjung
amelia
Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Kuala Tanjung, Naharuddin saat menjelaskan tentang tanaman padi hidroponik kepada anak-anak, Selasa (2/9/2025).

Kitakini.news - Matahari bersinar terik saat wartawan tiba di Dusun VI, Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa (2/9/2025). Teriknya sinar matahari justru menambah pesona kawasan Eduagrowisata Kuta View yang terletak di tengah hamparan sawah hijau.

Baca Juga:

Kuta View merupakan destinasi wisata edukasi berbasis pertanian dan lingkungan yang diinisiasi oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM). Meski berukuran hanya 25x40 meter dan dikelilingi sawah, lokasi ini telah dilengkapi dengan aula, joglo, kolam renang, kamar mandi, musala, serta kebun hidroponik.

Di sudut kiri pintu masuk aula, tanaman padi hidroponik menarik perhatian. Puluhan anak usia 5-10 tahun tampak mengerumuni tanaman tersebut, dipandu oleh seorang pria berkemeja kotak-kotak biru dongker. Pria itu adalah Naharuddin, S.Kep. N.S, Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Kuala Tanjung.

"Padi hidroponik ini mulai layu karena sistem solar pump-nya rusak dan sedang diperbaiki, sehingga irigasi terganggu," ujarnya.

Naharuddin menjelaskan bahwa budidaya padi hidroponik merupakan salah satu pembelajaran yang diberikan Kuta View kepada pengunjung. "Hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan memanfaatkan air yang telah diberi nutrisi sebagai pengganti media tanah," jelasnya. Nutrisi diberikan langsung ke akar tanaman melalui media air yang mengalir atau tergenang dalam sistem tertentu.

Untuk mendukung kelestarian lingkungan, Kuta View menggunakan teknologi tenaga surya sebagai sumber listrik untuk pompa air irigasi hidroponik. "Ini juga menjadi edukasi penting tentang pemanfaatan energi terbarukan bagi masyarakat Desa Kuala Tanjung," tambah Naharuddin, yang akrab disapa Budi.

Setelah melihat tanaman padi hidroponik, wartawan diajak masuk ke area wisata. Dua kolam renang anak berjejer di samping joglo bercat coklat dengan desain bernuansa Melayu yang apik. Dari joglo, pengunjung dapat menikmati pemandangan sawah hijau yang menenangkan.

"Tarif masuk kolam renang hanya Rp5.000 per orang. Selain tempat bermain anak, kolam ini juga dimanfaatkan orang tua sebagai tempat terapi, misalnya untuk pasien saraf kejepit," jelas Budi.

Kolam renang dan joglo di Kuta View. (amelia)

Tak jauh dari kolam dan joglo, terdapat aula beratapkan kanopi berukuran 10x8 meter dengan panggung rendah berlapis keramik putih. Di aula ini, sekitar 30 anak belajar mengaji setiap hari. Aula juga disewakan untuk pertemuan desa, kecamatan, bahkan pernah digunakan anggota DPR RI.

"Setiap malam Minggu, aula digunakan untuk kegiatan nonton bareng warga agar suasana semakin akrab," tambah Budi.

Uniknya, meja dan kursi di aula dibuat oleh warga dari limbah kayu bekas packing aluminium. Limbah ban bekas juga diolah menjadi paving block berkat bantuan INALUM.

Pengelolaan Eduagrowisata Kuta View diserahkan kepada Kelompok Sadar Wisata yang diketuai Naharuddin. Mulai pembangunan hingga pengembangan, semua dilakukan dengan inovasi dan saran dari kelompok masyarakat.

"Awalnya kami prihatin karena anak-anak mandi di parit yang menyebabkan penyakit kulit. Tempat wisata air yang layak jaraknya jauh, sekitar 15 kilometer. Maka kami bertekad mengembangkan potensi desa sebagai destinasi wisata pertanian," ujar Budi.

Kuta View awalnya hanya berupa rumah ladang sederhana dengan aula dan kolam renang anak. Seiring waktu, konsep eduagrowisata berkembang, menggabungkan unsur pendidikan dan wisata pertanian.

"Kami melihat pengunjung hanya datang mandi dan makan, tanpa ada pembelajaran. Maka kami bekerja sama mencari ide pembelajaran, seperti menanam padi," jelas Budi.

Kini, Kuta View telah menjalin kerja sama dengan beberapa sekolah untuk kegiatan outing belajar dan acara wisuda. Eduagrowisata ini akan resmi diluncurkan pertengahan September 2025, dengan program utama melibatkan siswa TK dan SD.

Program pembelajaran meliputi menanam padi di sawah, mengenalkan tanaman hidroponik dan tanaman obat keluarga (toga), serta manfaatnya. Selain itu, anak-anak dilatih sensorik dan motorik melalui kegiatan menangkap itik dan belut di lahan yang disediakan.

Edukasi pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik cair (POC) juga diberikan. Setelah itu, anak-anak diberi media polybag untuk menanam bibit tanaman toga, sayuran, dan hortikultura yang dapat dibawa pulang.

Mengenai biaya operasional, Budi menyatakan bahwa pendapatan dari tiket masuk, sewa aula, dan kegiatan pembelajaran sudah cukup menutupi biaya, termasuk gaji tiga tenaga kerja. "Sekitar 5% pendapatan diserahkan ke APBD desa, 20% ke pemilik tanah, dan sisanya kembali ke kelompok," jelasnya.

Para tetangga pun merasa memiliki Kuta View sehingga bersama-sama menjaga kelestariannya. Budi berharap Kuta View dapat beroperasi maksimal sebagai pusat edukasi dan wisata yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Pengunjung anak-anak seperti Dedek, 9 tahun, sangat senang dengan keberadaan Kuta View. "Selain hiburan, kami bisa belajar mengaji dan tentang tanaman. Apalagi setiap minggu bisa berenang gratis," ujarnya riang.

Memanfaatkan Lahan Tidur Warga

Mhd. Alex Ridwan, Spesialis Seksi Pemberdayaan Masyarakat INALUM, menjelaskan bahwa Kuta View diinisiasi INALUM bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata Desa Kuala Tanjung untuk memanfaatkan lahan tidur milik warga sebagai wisata edukasi sawah.

"Inisiasi dimulai tahun 2022 dengan koordinasi dan survei, lalu pembangunan dimulai tahun 2023," ujarnya.

Awalnya fokus pada pembangunan kolam dan fasilitas pendukung seperti kamar mandi, aula, gazebo, serta pembangkit listrik tenaga surya. INALUM memilih Dusun VI, Kuala Tanjung karena merupakan desa terdekat dengan wilayah operasionalnya.

"Kami memetakan kondisi sosial masyarakat dan melihat potensi wisata sawah yang didukung pemerintah desa," jelas Alex.

Mhd. Alex Ridwan. (amelia)


Kini, Kuta View berkembang menjadi Eduagrowisata yang tidak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga pusat pembelajaran non-formal bagi anak-anak sekitar.

Selain di Kuala Tanjung, INALUM juga sedang mengembangkan eduagrowisata di Desa Sei Raja, meski investasi terbesar masih di Kuala Tanjung.

Alex menegaskan bahwa dukungan INALUM kepada Kuta View akan terus berlanjut agar kelompok pengelola dapat mandiri dan wisata ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Soal Pajak APU, Zeira: Perlu Kembali Ambil Langkah Hukum Lakukan Gugatan

Soal Pajak APU, Zeira: Perlu Kembali Ambil Langkah Hukum Lakukan Gugatan

INALUM dan PJT I Perkuat Konservasi Danau Toba Lewat Penanaman Pohon dan Pembibitan Modern

INALUM dan PJT I Perkuat Konservasi Danau Toba Lewat Penanaman Pohon dan Pembibitan Modern

Komisi C DPRD Sumut Dorong Peningkatan PAD dari Pajak Air Permukaan

Komisi C DPRD Sumut Dorong Peningkatan PAD dari Pajak Air Permukaan

Zeira Salim Minta Pemprovsu Kembali Layangkan Gugatan Pajak Air Permukaan PT Inalum

Zeira Salim Minta Pemprovsu Kembali Layangkan Gugatan Pajak Air Permukaan PT Inalum

INALUM Dukung Semangat dan Potensi Generasi Muda Lewat Wondr Futsal Series 2025 Regional Medan

INALUM Dukung Semangat dan Potensi Generasi Muda Lewat Wondr Futsal Series 2025 Regional Medan

INALUM Bersinergi dengan TNI dan Polri Gelar Program Sembako Murah bagi Warga Sekitar Perusahaan

INALUM Bersinergi dengan TNI dan Polri Gelar Program Sembako Murah bagi Warga Sekitar Perusahaan

Komentar
Berita Terbaru