Jumat, 12 Desember 2025

Inalum Genjot Produksi Green Aluminium dengan Teknologi Mutakhir Tiongkok

Siti Amelia - Senin, 28 Juli 2025 18:49 WIB
Inalum Genjot Produksi Green Aluminium dengan Teknologi Mutakhir Tiongkok
amelia
Karyawan Inalum mengangkat aluminium jenis aloy dengan forklift di Pabrik Ingot Inalum di Kuala Tanjung, beberapa waktu lalu.

Kitakini.news - Mengandalkan teknologi terbaru dari Tiongkok, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) optimis dapat mengembangkan green aluminium dengan lebih baik. Aluminium diproduksi, mengupgrade teknologi pot tungku pabrik peleburan (smelter) yang awalnya menggunakan teknologi Jepang.

Baca Juga:

Head Of Corporate Communication INALUM, Utrich Farzah mengungkapkan keberadaan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) 1, di Mempawah, Kalimantan Barat, menjadi bukti inovasi INALUM dalam mengolah bauksit menjadi alumina dengan teknologi terkini.

Pengiriman perdana alumina dari SGAR1 pada April lalu, jelas dia, telah berhasil diolah menjadi sekitar 11.000 ton aluminium, menandakan keberhasilan hilirisasi bauksit di dalam negeri.

Head Of Corporate Communication INALUM, Utrich Farzah.


Perempuan yang akrab disapa Uti ini menjelaskan Inalum dikenal sebagai produsen Green Aluminium karena sumber listrik utama yang digunakan untuk produksi berasal dari energi terbarukan, yakni dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Paritohan dengan kapasitas total 603 MW.

Melalui penggunaan energi terbarukan ini, kata Uti, menghasilkan emisi karbon yang sangat rendah. Terbukti komitmen hijau ini telah membuahkan penghargaan Proper Emas dan Proper Hijau secara bergantian setiap tahun kepada Inalum.

"Target kita pada tahun 2025 ini, kita dapat dua Proper Emas," jelas dia.

Uti menjelaskan meskipun memproduksi Green Aluminium yang umumnya memiliki nilai jual lebih tinggi di pasar internasional, Inalum sebagai anggota MIND ID tetap harus mengalokasikan kuota untuk impor sekitar 20-30% dari total produksinya untuk menjaga pasar mancanegara.

Inalum juga menyoroti keunggulan aluminium sebagai bahan yang dapat didaur ulang, bahkan secondary aluminium (aluminium daur ulang) memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan aluminium primer.

"Perusahaan saat ini tengah mencari sumber secondary aluminium dari scrap-scrap yang ada," tuturnya.

Uti bilang, dengan berbagai upaya peningkatan kapasitas, pembangunan smelter dan pabrik alumina baru, serta komitmen terhadap energi terbarukan, Inalum optimis dapat memenuhi kebutuhan aluminium nasional dan menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri aluminium global.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Bangun SDM Kompetitif dan Adaptif, INALUM Gelar ICLF 2025

Bangun SDM Kompetitif dan Adaptif, INALUM Gelar ICLF 2025

INALUM Salurkan Sejumlah Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Bencana Di Sumatera Utara

INALUM Salurkan Sejumlah Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Bencana Di Sumatera Utara

INALUM Buktikan Transparansi Lingkungan dan Perkuat Posisi Global dengan EPD Aluminium G1

INALUM Buktikan Transparansi Lingkungan dan Perkuat Posisi Global dengan EPD Aluminium G1

Sungai PLTA Sipahoras Sibolga-Tapteng Meluap dan Banjiri Rumah Penduduk

Sungai PLTA Sipahoras Sibolga-Tapteng Meluap dan Banjiri Rumah Penduduk

INALUM Buktikan Transparansi Lingkungan dan Perkuat Posisi Global dengan EPD Aluminium G1

INALUM Buktikan Transparansi Lingkungan dan Perkuat Posisi Global dengan EPD Aluminium G1

Kejati Sumut Geledah Kantor PT Inalum Terkait Dugaan Korupsi Penjualan Aluminium

Kejati Sumut Geledah Kantor PT Inalum Terkait Dugaan Korupsi Penjualan Aluminium

Komentar
Berita Terbaru