Indonesia Optimistis Usung 7 Pilar Ekonomi dalam PED ASEAN

Kitakini.news - Indonesia optimistis mengusung tujuh pilar ekonomi sebagai bagian dari 16 Priority Economic Deliverables (PED) ASEAN. Ke-16 PED tersebut telah disampaikan dalam Retret Pertemuan Pejabat Ekonomi Senior ASEAN (SEOM Retreat) pada 6–7 Desember 2022 di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Baca Juga:
“Kami sangat optimistis pengusungan tujuh PED pada pilar ekonomi ini akan mendorong pertumbuhan kawasan melalui perwujudan pasar yang terintegrasi dan berdaya saing, penggerakan roda ekonomi secara berkelanjutan,dan pengakselerasiantransformasi ekonomi digital yang inklusif,” ujar Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan selaku alternate SEOM Chair Dina Kurniasari dilansir situs resmi Kemendag RI, Senin (12/12/2022).
Dina mengatakan, agenda terpenting dalam SEOM Retreat kali ini adalah penyampaian 16 PED untuk 2023. Sementara itu, khusus tujuh PED yang diusung Indonesia, ketujuhnya merupakan PED yang akan ditindaklanjuti dalam pertemuan SEOM/Menteri Ekonomi ASEAN (AEM).
Ketujuh PED tersebut adalah kerangka kerja fasilitasi jasa ASEAN; penandatanganan protokol kedua untuk mengamendemen persetujuan terbentuknya persetujuan perdagangan bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA); pembentukan unit pendukung RCEP di Sekretariat ASEAN, Jakarta; kerangka kerja ASEAN untuk inisiatif-inisiatif industri berbasis proyek; implementasi penuh e-Form Dmelalui ASEAN Single Window; pernyataan pimpinan negara untuk mengembangkan persetujuan kerangka kerja ekonomi digital ASEAN (DEFA);dan peta jalan standar harmonisasi ASEAN untuk mendukung implementasi sustainable development goals (SDG).
Pertemuan SEOM Retreat kali ini pun menjadi pertemuan ASEAN perdana di bawah keketuaan Indonesia. Pada Pertemuan ini, Indonesia turut menyampaikan tema Keketuaan ASEAN 2023 yaitu “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
Pertemuan ini juga dilaksanakan berturut-turut dengan pertemuan intersesi ke-3 Komite Gabungan AANZFTA. Pertemuan tersebut membahas secara khusus upaya penyelesaian outstanding issuesterkaitperundingan upgrading AANZFTA, sebagaimana mandat para Menteri Ekonomi ASEAN, Australia, dan Selandia Baru agar semua pending issues diselesaikan pada pertengahan Desember 2022.
“Penandatanganan protokol kedua untuk mengamendemen persetujuan terbentuknya AANZFTA merupakan salah satu PED Indonesia tahun 2023. Oleh karenanya, penting bagi seluruh pihak untuk dapat segera menyelesaikan seluruh outstanding issuespada tahun ini. Sehingga PED dapat tercapai dan manfaat dari upgrading dapat segera dirasakan oleh seluruh pihak AANZFTA,” pungkas Dina.
Redaksi

Ashanty Masuk Daftar Artis yang Gagal Pertahankan Bisnis

Korban Penipuan Bermodus Proyek Fiktif dan Bisnis Skincare Apresiasi Kinerja Polrestabes Medan

Pengusaha Muda Sumut : Promosi Digital Bobby Nasution Bisa Jadikan Sumut Magnet Wisata Kuliner Asia

Herna Pardede, Dulu Geluti Dunia Sepak Bola, Kini Taklukkan Bisnis Dekorasi di Medan

Shanty Denny Bangga Punya Suami Tak Rewel
