Harga Beras Naik, Ekonom : Diperkirakan Turun Dalam Waktu Dekat

Kitakini.news - Harga sejumlah kebutuhan pokok di kota medan terpantau stabil dibandingkan dengan harga pada akhir pekan sebelumnya. Berdasarkan pantauan PIHPS, harga cabai merah dikota medan masih berada dikisaran Rp 35 ribu per Kg, sementara cabai rawit dijual dikisaran Rp 45 ribuan per Kg (naik Rp 3000 per Kg).
Baca Juga:
"Sejumlah harga kebutuhan pangan lainnya juga masih terpantau stabil. Diantaranya adalah beras yang berada dalam rentang Rp 9.750 hingga Rp 13.200 per Kg nya," ujar ekonom Sumut Gunawan Benjamin, Senin (16/1/2023).
Telur ayam segar yang masih dikisaran Rp 28.550 per Kg, bawang merah dikisaran Rp 31.500 per Kg, bawang putih Rp 25.700 per Kg, minyak goreng curah dikisaran Rp 15 ribu per Kg, daging sapi dikisaran Rp 124 hingga Rp 134 ribu per Kg. Untuk daging ayam dikisaran Rp 33.300 per Kg (turun sekitar Rp 1.000 per Kg). Dan terlihat mulai terjadi penurunan pada komoditas tanaman sayur sayuran.
"Üntuk harga beras yang dikeluhkan banyak masyarakat belakangan ini. Karena harganya konsisten mengalami kenaikan secara terus menerus. Diperkirakan akan kembali turun nantinya paling cepat terjadi pada akhir bulan januari ini. Penurunan harga beras nantinya akan lebih banyak didorong oleh stabilisasi harga beras yang dilakukan oleh BULOG," jelas dia.
Selanjutnya dikarenakan sudah memasuki musim panen, maka pasokan gabah diproyeksikan akan kembali melimpah. Dan nantinya akan menurunkan harga beras. Jadi dia melihat pasokan beras impor BULOG yang tengah dalam perjalanan ini sangat berpeluang menekan harga beras sekitar Rp 250 hingga Rp 1.000 per kg nantinya.
"Beras premium dan super berpeluang mengalami tekanan harga yang lebih besar," tutur dia.
Karena kualits beras impor BULOG ini setara dengan beras kualitas medium. Dan disisi lain beras murah yang ada di Kota Medan juga lebih lambat mengalami kenaikan dibandingkan dengan beras medium dan super belakangan ini. Selanjutnya musim panen raya akan terjadi sebelum Ramadhan (Februari – Maret). Jadi ada kemungkinan beras turun dahulu, selanjutnya stabil hingga Idul Fitri nantinya.
"Potensi penurunan harga beras juga akan tertahan dengan kebijakan menaikkan HPP yang dilakukan oleh BAPANAS. Jika HPP (harga pembelian pemerintah)naik, maka petani yang akan senang menyambut kenaikan tersebut. Namun disaat HPP dinaikkan, maka bukan hanya BULOG saja yang akan membeli. Pihak swasta juga akan menaikkan harga pembelian yang lebih tinggi dibandingkan dengan BULOG," ungkapnya.
Jadi, sambungnya, di lapangan akan ada persaingan antara BULOG dengan pihak swasta dalam menyerap padi petani. Hal inilah yang berpotensi menahan harga beras untuk sulit turun, dan kerap jadi biang kerok harga beras cenderung bertahan di harga atas dalam tempo waktu tertentu.
Redaksi

Pengusaha Muda Sumut : Promosi Digital Bobby Nasution Bisa Jadikan Sumut Magnet Wisata Kuliner Asia

Herna Pardede, Dulu Geluti Dunia Sepak Bola, Kini Taklukkan Bisnis Dekorasi di Medan

Shanty Denny Bangga Punya Suami Tak Rewel

Agatha Chelsea Belum Tahu Honor Sebelum Usia 20 Tahun

Bisnis Bareng Raffi Ahmad, Rudy Salim Rugi Rp70 Miliar
