Rudi Alfahri: Penempatan Prof Mu’ti Sebagai Mendikdasmen Sudah The Right Man on The Right Place
Kitakini.news -Langkah dan kebijakan Presiden Republik Indonesia ke-8 Prabowo Subianto menempatkan Prof Dr Abdul Mu'ti M.Ed sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) di Kabinet Merah Putih sudah sangat tepat.
Baca Juga:
Sebab,
kata Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut), Rudi Alfahri
Rangkuti, beliau adalah seorang tokoh pendidikan yang berasal dari salah satu organisasi
besar di Indonesia yang sampai saat ini sukses dalam bidang pendidikan yakni
Muhammadiyah.
"Penempatan
Prof Mu'ti sebagai Mendikdasmen sudah The
Right Man on The Right Place. Semua kriteria sudah ada pada dirinya.
Sekretaris Umum PP Muhammdiyah, organisasi yang konsen dan sukses pada bidang
pendidikan. Tak ada yang memungkiri kiprah Muhammadiyah pada bidang pendidikan
itu sangat baik dan sukses. Sehingga wajar dan tepat kalau Pak Prabowo
menempatkan Prof Mu'ti sebagai Mendikdasmen," ujar Rudi Alfahri kepada wartawan
di ruang kerjanya gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (25/10/2024).
Rudi
juga meyakini, dengan mumpuninya Prof Mu'ti pada bidang pendidikan, beliau akan
melakukan evaluasi sistem pendidikan maupun kurikulum yang ada di sekolah dasar
dan menengah di Indonesia.
Masih
kata Rudi, hal ini bisa dilihat lihat dari bobroknya sistem penerimaan siswa
baru yang setiap tahun terjadi polemik dan bermasalah. Kemudian sistem
penilaian yang jujur dikatakan tidak lagi murni sehingga siswa tidak ada lagi
yang tinggal kelas.
"Bukan
maksud kita menekankan agar ada siswa yang tinggal kelas. Tidak begitu, ini
lebih pada pemacuan untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan belajar yang
sungguh-sungguh. Karena selain mendapat nilai yang baik, siswa juga akan
memperoleh kecerdasan dan kepintaran dalam ilmu pengetahuan," terang Rudi.
Untuk
itu, sambung Rudi, memang sudah selayaknya harus ada evaluasi dan pembenahan
pada sistem pendidikan maupun kurikulum di sekolah dasar dan menengah, terutama
pada sistem penerimaan siswa baru yang salah satu syaratnya memakai zonasi.
"Ini
bisa kita lihat setiap tahun banyak kasus ditemukan, seperti orang tua yang
memindahkan alamat anaknya ke dalam Kartu Keluarga kerabat maupun saudara yang
dekat dengan sekolah yang ingin didaftar dan dimasuki. Kondisi ini kan sudah
sangat tidak baik. Tapi inilah yang terjadi dengan adanya sistem zonasi. Bukan tambah
semakin bagus, malah bobrok," tandas Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Dengan
sistem penerimaan siswa baru yang seperti itu, lanjut Rudi, hampir tidak
terdengar lagi adanya sekolah unggulan maupun favorit yang dimasuki oleh siswa
dengan jalur nilai murni.
"Beberapa
tahun lalu masih kita lihat, bila ingin masuk sekolah SMA Negeri 1 ada batasan
nilai yang ditetapkan. Sehingga anak-anak kita berpacu belajar dengan giat untuk
mendapatkan nilai yang baik, supaya bisa masuk sekolah favorit. Nah sekarang
tidak ada dan sistemnya selalu bermasalah. Itu tadi, akibat zonasi," tukas Wakil
Rakyat yang berasal dari daerah pemilihan (Dapil) Sumut XII meliputi Kota
Binjai dan Kabupaten Langkat ini.
Tak
hanya itu, Prof Mu'ti juga diharapkan mengevaluasi lemahnya sistem pengajaran
perbaikan moral dan karakter (Adab) siswa. Agar tidak ada lagi ditemukan siswa
yang kurang memiliki adab terhadap guru.
"Terkesan
melawan bila ditanya maupun ditegur. Berbeda dengan zaman kita dulu. Untuk bertemu
dan menegur sapa dengan guru saja kita segan. Kita berupaya menghindar untuk
tidak bertemu atau berpapasan dengan guru. Itu bukan karena takut atau hal
lain, melainkan saking hormatnya kepada guru. Nah kondisi ini yang tidak kita
lihat lagi di sekolah-sekolah menengah," paparnya.
"Kita
tidak tahu apa penyebab pastinya. Apakah karena perkembangan kemajuan zaman dan
teknologi atau ada hal lain. Namun demikian, apapun itu, kondisi ini harus
dievaluasi. Penekanan pembelajaran moral dan akhlak itu sangat penting. Karena
ilmu tanpa adab, maka akan menghasilkan generasi yang tidak baik. Karena Islam
sendiri mengutamakan adab, karena adab lebih tinggi daripada ilmu," tandasnya.
Lebih
lanjut Rudi menjelaskan bahwa Prof Mu'ti pasti sudah memahami seperti apa
sistem pendidikan yang akan dibenahi kedepannya.
"Beliau
adalah orang pendidikan yang memiliki pengalaman. Kita juga tidak ingin sistem
pendidikan dasar dan mengenah di negara ini morat marit dan penuh dengan
polemik dan bermasalah khususnya dalam penerimaan siswa baru. Harus ada
perubahan kearah yang lebih baik lagi," pungkasnya. (**)