Menyisir Kontras Pembangunan Penyangga Ibukota Provinsi, Ricky Dorong Penguatan RTRW Deli Serdang

Kitakini.news - Saat ini Kabupaten Deli Serdang adalah daerah penyangga utama bagi keberlangsungan pembangunan Ibukota Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yakni Kota Medan. Mulai dari sektor industri, perekonomian hingga keberadaan penduduk yang beraktifitas di perkotaan.
Baca Juga:
Namun menurutnya, masih terdapat perbedaan yang kontras dari segi pembangunan, terutama tata kelola ruang dan wilayah, meskipun Deli Serdang berada hampir mengelilingi Kota Medan yang menjadi Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Beberapa catatan menurut Tokoh Pengusaha Muda, Ricky Prandana Nasution, patut menjadi pertimbangan kuat bagi sosok kepala daerah, untuk menjadikan keberadaan Deli Serdang, tidak hanya perlu, tetapi juga penting untuk menopang keberlangsungan perekonomian masyarakat hingga penegasan tata kelola ruang dan wilayahnya.
"Kalau kita lakukan napak tilas di semua kawasan perbatasan Deli Serdang dan Kota Medan, banyak yang terlihat sangat kontras dari segi pembangunan, terutama soal tata ruang wilayah. Seakan-akan, kawasan pinggiran itu tak menjadi prioritas untuk ditata dengan baik oleh pemerintah. Padahal bisa kita bilang, Deli Serdang ini adalah pintu masuk Kota Medan," ujar Ricky Prandana Nasution kepada wartawan, Rabu (24/7/2024).
Menurut Ricky, selain infrastruktur di banyak titik perbatasan Deli Serdang-Medan yang masih memprihatinkan, penataan ruang juga belum sepenuhnya menunjukkan kehadiran pemerintah daerah. Mengingat arus Urbanisasi dan Ruralisasi ke kabupaten ini begitu pesat, setidaknya selama tiga tahun terakhir, sejak 2021.
"Dari data BPS (Badan Pusat Statistik), laju pertumbuhan penduduk di Deli Serdang tahun 2021 dan 2022, rata-rata masih di bawah satu persen. Namun di 2023, naik signifikan di atas satu persen, bahkan hampir dua persen. Artinya ini sejalan dengan semakin padatnya penduduk," sebutnya.
Dari kepadatan penduduk itu, Ricky melihat perlunya rencana tata ruang wilayah atau RTRW yang matang dan kuat, agar Deli Serdang, khususnya kawasan yang berbatasan dengan Kota Medan, bisa selaras pembangunannya dengan Ibukota Provinsi yang sekarang tengah berjalan.
"Deli Serdang itu penyangga, karena disana ada industri, pusat perekonomian bahkan termasuk pertanian yang masih menjadi andalan. Belum lagi soal perkembangan kawasan permukiman yang sebagian besar, menjadi pilihan masyarakat yang tadinya tinggal di Kota Medan, kemudian memilih menetap di Deli Serdang (Ruralisasi), namun beraktifitas di Kota Medan. Secara garis besar, Deli Serdang tidak bisa dipisahkan dengan Ibukota Provinsi Sumatera Utara," bebernya.
Bagi Ricky, perlunya konsep RTRW yang matang dan kuat, agar Deli Serdang bisa menata kelola dengan baik, kawasan-kawasan mana saja yang akan menjadi peruntukan bagi pengembangan sektor industri, perekonomian, permukiman hingga pertanian atau perkebunan. Termasuk beberapa persoalan terkait masalah sengketa lahan yang perlu dituntaskan.
"Masalah yang kompleks memang, jika kita mau 'menyisir' kondisi pembangunan di Deli Serdang, baik yang berada di perbatasan Kota Medan, hingga yang jauh dari Ibukota. Tetapi pematangan dan penguatan fungsi RTRW, merupakan langkah penting, terutama membangun harmonisasi dengan Pemerintah Kota Medan. Termasuk juga Kota Binjai, Kabupaten Karo, Langkat, Sergai hingga Simalungun, yang bersinggungan langsung. Jadi Deli Serdang bisa menjadi penopang pembangunan bagi Ibukota Sumatera Utara, serta daerah lainnya," pungkas Ricky Prandana Nasution. (**)

Usai Sekda Sumut, Bobby Lantik Enam Pejabat Eselon II

Polsek Kuala Tangkap Pelaku Curas di Desa Namo Mbelin

Bobby Nasution Lantik Togap Simangunsong Jadi Sekda Sumut

KONI Medan Dukung Penuh POBSI Medan: Siap Fasilitasi Turnamen & Satukan 40 Rumah Biliar jadi Klub

Sumut Punya Potensi Baru Untuk Objek Retribusi Daerah
